HUJAN deras di Jakarta dan Bogor membuat peningkatan debit air di sejumlah wilayah di Jakarta. Beberapa wilayah di Jakarta, seperti Kampung Melayu, terendam hingga 1 meter.
Banjir ini tentu saja mengkhawatirkan, selain karena kerugian materiil kesehatan juga bisa terganggu. Apalagi di tengah pandemi seperti ini, saat kita harus menjaga agar tubuh tetap sehat.
Nah, selain penyakit-penyakit pencernaan biasanya orang tidak menyadari ada sejumlah penyakit kulit yang bisa dialami akibat genangan air banjir yang kotor. Penyakit kulit tersebut mulai dari gatal-gatal, infeksi jamur, hingga kulit terasa terbakar.
Infeksi kulit dipengaruhi oleh mikroorganisme yang ada di dalam genangan banjir. Saat terkena ke kulit, rasanya pertama kali pasti gatal. Karena terlalu sering digaruk, bisa-bisa luka memerah. Jadilah infeksi yang semakin mengganggu kesehatan kulit Anda.
Lebih lanjut, ada tiga penyakit kulit yang kerap terjadi di musim banjir. Simak penjelasannya, seperti dilansir NCBI.
Eksim
Eksim juga kerap terjadi di musim hujan. Ini adalah dermatitis yang paling umum yang juga menyebabkan maserasi kulit di sela-sela jari kaki. Tapi eksim terjadi akibat kolonisasi bakteri sekunder, yang merupakan turunan dari infeksi jamur.
Iritasi
Sekira 96 persen korban banjir juga mengalami iritasi kulit. Iritasi terjadi akibat kotoran air banjir yang menempel di kulit tanpa dibersihkan dengan sabun. Jika lama-lama dibiarkan akan gatal dan Anda terus menggaruknya.
Infeksi jamur
Air banjir sangat kotor dan mengandung beberapa bakteri. Jika infeksi jamur terjadi itu karena pengaruh kebersihan kulit Anda. Biasanya hal ini disebabkan oleh organisme yang menyebabkan maserasi kulit di sela-sela jari kaki.
(mrt)