Pandemi Covid-19 membuat banyak orang menjadi stres, dan memiliki kecemasan yang berlebih. Sehingga hal ini dapa memengaruhi kesehatan, dan juga kejiwaan.
Psikolog & CEO Analisa Personality Development Center, Analisa Widyaningrum mengatakan, stres dan memiliki kecemasan secara berlebih bisa dialami oleh setiap orang, khususnya saat pandemi seperti ini.
"Coba dikinsultasikan dengan experience," katanya saat melalukan konferensi pers Inspiring Glow Session Be Productive and Less Stress During Crisis secara virtual, Kamis (24/9/2020).
Selain itu, kata Ana, seseorang bisa saja terapi untuk dirinya sendiri, misalnya bagi muslim bisa berzikir dan memasrahkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
"Ikhlas, banyak berzikir," terangnya.
Menurutnya, stres adalah persepsi secara psikologis. Ketika kita menghadapi sebuah situasi, persepsi berjalan maka kecemasan akan datang menghantui orang itu.
"Jadi ini enggak bisa dibohongi, karena ucapan kita bisa dimanipulasi tapi perasaan enggak bisa karena yang terdepan itu dia yang merangsang emosi, dan dia akan mengirimkan sinyal kepada sistem otak," ujarnya.
"Di mana sinyal itu untuk memberikan perintah. Nah makanya kalau kita lihat dari artinya di sini ini adalah resep psikologis dan fisiologis," tambahnya.
Baca juga: Inilah Yacht Super Mewah Berbentuk Angsa, Harganya Rp7,4 Triliun
Kemudian, lanjut Ana, oleh karenanya persepsi yang ada dalam diri kemudian berubah jadi stres bisa dimanipulasi ulang. Jangan panik, tenangkan diri dan menerima semua keadaan adalah salah satu caranya.
Baca juga: Inilah Yacht Super Mewah Berbentuk Angsa, Harganya Rp7,4 Triliun
"Karena manusia proses transaksi ini mungkin halnya enggak berubah sumber sebenarnya. Tapi persepsi kita yang bisa kita manipulasi atau kita intervensikan," pungkasnya.
(DRM)