Angka pertambahan kasus positif Covid-19 mengalami penurunan pada Minggu, 27 September 2020, dari 4000-an kasus menjadi 3.874 kasus. Hal ini tentunya memberi napas segar bagi masyarakat.
Secara berturut-turut sejak 21 September hingga 26 September, angka pertambahan kasus positif Covid-19 di kisaran 4000-an. Angka paling tinggi terjadi pada 25 September dengan kenaikan sebanyak 4.823 kasus. Beriku data lengkapnya; Pada 21 September (4.176), 22 September (4.071), 23 September (4.465), 24 September (4.634), 25 September (4.823), dan 26 September (4.494).
Berbicara pada media, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan bahwa salah satu faktor yang membuat tren kasus positif menurun ialah kebijakan yang efektif dari semua daerah di Indonesia. Jika kebijakan tersebut dipatuhi dan ditaati semua orang, maka besar kemungkinan kasus corona menjadi turun.
Dia menegaskan, kebijakan yang mesti dipatuhi itu antara lain work from home (WFH) hingga testing dan tracing. Ia pun menambahkan, faktor lainnya ialah pembatasan mobilitas penduduk.
Terlepas dari terjadinya tren penurunan angka kasus, masyarakat tetap harus menjalankan protokol kesehatan. Belum lama ini bahkan pemerintah meminta agar semua orang tetap menggunakan masker saat berada di dalam rumah. Pernyataan ini disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Puspayoga.
Baca Juga : Wika Salim Tampil Shining Pakai Dress, Netizen: Kinclong Kayak Batu Giok!
Ia pun menyoroti arahan Presiden Joko Widodo yaitu Kementerian PPPA harus lebih masif mengampanyekan secara masif mengenai pentingnya menjalankan 3M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Terlebih, kluster keluarga pun bermunculan belakangan ini.
"Berkaitan dengan kluster keluarga, memang ada beberapa hal penting yang jadi perhatian bahwa kunci disiplin mematuhi protokol kesehatan itu tidak hanya pada saat keluar rumah, tapi kami sarankan untuk tetao makai masker di dalam rumah," kata Bintang, belum lama ini. "Apalagi di dalam keluarga ada kelompok rentan, seperti balita atau lansia," sambungnya.