Tahu ereksinya tidak lagi tercapai, si suami pun mencoba untuk membangkitkan lagi 'ketegangan', tapi pada kebanyakan kasus biasanya tidak akan berhasil. Situasi ini membuat trauma tersendiri untuk pria.
"Ya, kegagalan yang pertama bisa langsung membuat pria kecewa dengan dirinya sendiri. Dia akan memiliki pikiran berupa apakah percobaa kedua berhasil atau gagal, kalau gagal akan sangat mengecewakan sekali pastinya," tuturnya.
Prof Tjhin pun menjelaskan, kalau sudah merasakan hal tersebut, maka bisa dibilang si pria stresnya semakin berat dan mesti datang untuk berkonsultasi pada ahlinya. Sebab, kekhawatiran yang berlanjut akan terus 'membunuh' si pria dalam ketakutannya sendiri.
"Bisa saya katakan di sini, fungsi seksual itu oleh sebagian besar suami disamakan dengan identitas perannya sebagai laki-laki. Karena itu, ketika ada kasus seperti di atas, kepercayaan diri si pria akan hilang dan berakibat pada ereksi yang tidak tercapai. Jadi, disfungsi seksual memang berpengaruh pada kesehatan mental pria," jelas Prof Tjhin.
(hel)