KEBUTUHAN gizi balita harus tetap terpenuhi di masa pandemi Covid-19. Hal ini mesti dilakukan guna memutus pemicu rantai risiko kelaparan para balita.
Sayangnya menurut penelitian Foodbank of Indonesia (FOI), sekira 27% balita di Indonesia kelaparan pada pagi hingga siang harinya. Penelitian ini dilakukan pada Agustus di 14 kota.
Disebutkan sebanyak 27% balita pergi ke sekolah karena tidak makan dari pagi sampai siang. Bahkan di daerah padat perkotaan, angkanya mencapai 40%-50%.
Baca Juga:Â Kesepian Tak Selalu Gangguan Mental, Ini Kata PsikologÂ
Founder FOI Hendro Utomo mengungkapkan seharusnya masalah kelaparan pada balita tidak boleh terjadi lagi. Karenanya, edukasi kepada orangtua dan pengasuh sangatlah diperlukan.
"Kita harus mengubah perilaku yang menyebabkan 27% anak-anak balita masih menderita kelaparan," kata Hendro saat webinar bari-baru ini.
Ketika balita kelaparan, ungkap Hendro, masalahnya akan menjadi rumit karena si kecil bisa menderita gizi buruk. Saat masalah ini terlanjur terjadi, risiko gangguan tumbuh kembang anak juga akan terjadi.
Sebelum pandemi Covid-19, Riskesdas 2018 menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 7 juta balita yang mengalami stunting. Kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai negara kelima di dunia dengan balita stunting terbanyak.