Hari AIDS sedunia diperingati pada 1 Desember tiap tahunnya. Namun kabar kurang mengenakkan muncul, sebab Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan respon pencapaian hasil terendah dalam penanggulangan HIV di dunia.
Dalam pertemuan tingkat tinggi di kantor pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diadakan 8-10 Juni 2016, dihasilkan Political Declaration of Commitment untuk menyelesaikan persoalan AIDS di 2030. Dalam deklarasi tersebut membuat target ambisius guna mencapai target 90-90-90 pada akhir 2020 dan 95-95-95 pada 2030.
Sekadar informasi target 90-90-90 atau disebut ninety-ninety-ninety adalah target ambisius namun dapat dicapai pada 2020 untuk mengakhiri pandemi HIV 2030. Indonesia turut hadir dalam pertemuan tersebut dan mengadopsi komitmen yang telah dibuat sebelumnya.
Executive Director Indonesia AIDS Coalition, Aditya Wardhana, mengatakan Indonesia saat ini tidak bisa menjalankan komitmen yang telah dibuat secara efektif. Hal ini terlihat dari statistik HIV yang tercatat. Secara global 25,4 juta orang mengakses terapi antiretroviral di 2019, sementara 38 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HIV pada 2019.
Baca Juga : Beredar Luas di Masyarakat, Ini Mitos Seputar HIV/AIDS yang Paling Ditakuti
Sementara statistik HIV di Indonesia yakni 133 ribu orang mengakses terapi antiretroviral di 2020 dan 640,443 orang hidup dengan HIV (berdasarkan estimasi di 2020). Statistik ini menunjukkan bahwa salah satu negara dengan respon pencapaian hasil terendah dalam penanggulangan HIV di dunia.
“Estimasi jumlah orang dengan HIV AIDS (ODHA) di Indonesia pada 2020 adalah 640.443 orang. Jika target global yang di harapkan sebesar 90 persen artinya 576.399 orang dapat teratasi. Namun capaian Indonesia pada 2020 hanya sebesar 54 persen yakni sekira 344.525 orang. Alhasil Indonesia memiliki gap terhadap komitmen sebanyak 231.874 orang,” terang Aditya dalam Press Conference HARI AIDS Sedunia 2020: Penanggulangan AIDS Auto-Pilot. Negara gagal capai target 90-90-90, Senin (30/11/2020).