Penyakit diabetes masih menjadi salah satu penyakit komorbid atau penyerta yang paling sering ditemukan pada pasien Covid-19. Bahkan dari data yang ada menyebutkan, komorbid diabetes menjadi kasus tertinggi dalam penyumbang angka kematian pengidap Covid-19.
Di Indonesia sendiri, terdapat sekira 10,7 juta jiwa yang hidup dengan diabetes. Hal itu membuat Indonesia menempati posisi ke-7 di dunia sebagai negara dengan penderita diabetes terbanyak. Angka tersebut belum ditambahkan dengan penderita pra-diabetes di Tanah Air yang jumlahnya mencapai 29,1 juta jiwa.
Namun yang jadi ironis, dari jumlah itu semua baru sekira 2 persen yang sudah terdiagnosis oleh dokter dan melakukan pengobatan. Padahal jika disepelekan sejak awal, maka diabetes bisa menimbulkan komplikasi yang lebih luas. Terlebih di masa pandemi, pengidap diabetes kian sulit ditangani jika terpapar Covid-19.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Imbar Umar Ghazali, menerangkan, banyak pasien Covid yang meninggal dunia akibat memiliki komorbid diabetes dan hipertensi. Sebab, imunitas pada penderita diabetes dan hipertensi tidak bisa ditingkatkan dengan cepat.
"Yang jelas imunitas penderita diabetes dan hipertensi itu tidak bisa ditingkatkan dengan cepat," katanya kepada Okezone, Selasa 1 Desember 2020.
Baca Juga : Januari Mulai Sekolah Tatap Muka, Ini Tanggapan IDAI
Dijelaskan Imbar, penanganan pasien Covid harus menggunakan ruangan isolasi bertekanan negatif. Termasuk mereka yang memiliki komorbid diabetes. Lalu apabila saturasinya turun dari 95, maka bersiap diisolasi ditangani di ruangan Hight Care Unit (HCU). Berikutnya apabila saturasi turun lagi dari 80, maka dipindah ke ruangan Intensive Care Unit (ICU).
"Kalau dia tidak ada masalah dengan pernafasan, berarti di ruang keempat, ruang perawatan dengan tekanan negatif. Dia disitu Covid beserta penyakit tambahannya," jelasnya.