Tahun 2020 menjadi tahun yang penuh dengan teori konspirasi. Hal ini tentu berkaitan dengan munculnya wabah Covid-19 yang menyerang hampir di seluruh negara di dunia.
Krisis virus corona memungkinkan terjadinya kesalahpahaman mengenai suatu informasi mengenai vaksin. Kondisi ini tentu tidak 'sehat' karena akan mengganggu vaksinasi yang dinilai sebagai upaya pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19 yang cukup efektif.
Kelompok antivaksin menjadi salah satu bukti nyata adanya kesalahan informasi di tengah masyarakat. Terlebih, media sosial sekarang mengemas informasi yang salah mengenai vaksin lebih 'fresh' meski faktanya sama kelirunya dengan informasi yang beredar puluhan tahun yang lalu.
Dilansir dari HuffPost, salah satu informasi mengenai vaksin adalah vaksin dapat mengubah DNA manusia. Kabar ini bahkan disampaikan pemilik akun centang biru di Twitter, Jim Corr dari grup folk Irlandia, The Corrs. Ia mengatakan bahwa vaksin mampu mengubah DNA seseorang.
Lantas, benarkah informasi ini? Diterangkan Ahli Biologi Sel Obat UCL, Dr Jennifer Rohn, faktanya tidak demikian. Tidak ada bukti satu pun yang mendukung pernyataan tersebut.
Baca Juga : Mereka yang Tak Boleh Diberikan Vaksin Covid-19 Tahap Awal
DNA adalah molekuler panjang yang berisi kode genetik unik setiap orang (gen). Ini mengatur perkembangan, fungsi tubuh, pertumbuhan, dan reproduksi protein dalam sel-sel tubuh.
Nah, RNA sendiri memiliki struktur yang serupa tetapi tugasnya menjalankan instruksi yang dikodekan dalam DNA, sehingga protein tahu bagaimana berperilaku. Ini dilakukan dalam 3 cara, salah satunya bertindak sebagai pembawa pesan antara DNA dan protein. Dalam peran ini, itu disebut messenger RNA (mRNA). Setelah tugasnya selesai, ia menghilang.