VERTIGO adalah sakit yang membuat penderitanya mengalami pusing berat. Ia bahkan merasa dirinya atau sekelilingnya berputar. Vertigo bisa disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit, misalnya berputar dalam lingkaran atau efek samping obat.
Ternyata mengonsumsi vitamin D dan kalsium dua kali sehari dapat mengurangi kemungkinan terkena vertigo lagi. Ini berdasarkan hasil sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal medis dari American Academy of Neurology.
Baca juga: Peneliti Temukan Gerakan Kepala Buat Redakan Sakit Vertigo
"Studi kami menunjukkan bahwa untuk orang dengan vertigo posisi paroksismal jinak, mengonsumsi suplemen vitamin D dan kalsium adalah cara sederhana dan berisiko rendah untuk mencegah vertigo berulang. Ini sangat efektif jika Anda memiliki tingkat vitamin D yang rendah untuk memulai," ungkap Ji-Soo Kim MD PhD dari Sekolah Tinggi Kedokteran Universitas Nasional Seoul di Korea, seperti dikutip dari Science Daily, Jumat (4/12/2020).
Vertigo posisi paroksismal jinak terjadi ketika perubahan posisi kepala memberi Anda sensasi berputar tiba-tiba. Ini salah satu jenis vertigo yang paling umum. Penanganan berupa melakukan serangkaian gerakan kepala yang mengubah partikel di telinga yang memicu vertigo masih menyebabkan kekambuhan.
Sekira 86 persen orang yang mengalami jenis vertigo ini mengaku sangat mengganggu kehidupan sehari-harinya atau menyebabkan mereka melewatkan hari-hari di tempat kerja.
Studi ini mengamati 957 orang di Korea dengan vertigo posisi paroksismal jinak yang berhasil diobati dengan gerakan kepala. Partisipan dibagi menjadi dua kelompok yaitu intervensi dan observasi.
Baca juga: Madu dan Cuka Sari Apel Bantu Atasi Sakit Vertigo
Sebanyak 445 orang dalam kelompok intervensi telah diambil tingkat vitamin D mereka pada awal penelitian. Lalu 348 orang dengan kadar vitamin D di bawah 20 nanogram per mililiter (ng/mL) mulai mengonsumsi suplemen dengan 400 unit internasional vitamin D dan 500 miligram kalsium dua kali sehari. Sedangkan mereka dengan kadar vitamin D sama atau lebih dari 20 ng/mL tidak diberi suplemen.
Sebanyak 512 orang dalam kelompok observasi tidak dipantau kadar vitamin D-nya dan mereka tidak mendapat suplemen.