SIAPA bilang diet itu sulit? Anda hanya perlu menghindari makanan tertentu yang mengandung banyak kalori dan lemak jenuh. Contohnya fast food atau makanan cepat saji.
Makanan cepat saji telah lama diklaim sebagai salah satu faktor meningkatnya kasus obesitas di sejumlah negara di dunia, terutama Amerika Serikat. Namun, sebuah studi yang baru saja dilakukan oleh ilmuwan Harvard University menemukan bahwa makanan cepat saji bisa saja masuk kategori makanan sehat dengan beberapa persyaratan.
Baca juga: Heboh Balita Pesan Banyak Makanan Cepat Saji, Ibunya Kaget Bukan Kepalang!
Pertama, Anda harus membuang saus dan topping yang ada di dalamnya. Kedua, menghindari konsumsi minuman bersoda ketika menyantap satu porsi burger berukuran besar. Gantilah minuman bersoda itu dengan segelas air mineral.
Studi yang diterbitkan dalam American Journal of Preventive Medicine ini telah menganalisis sekira 34 rumah makan cepat saji untuk mengetahui jumlah kalori yang terkandung dalam setiap hidangannya. Hasil analisis mereka, rata-rata menu makanan combo di rumah makan cepat saji mengandung 1.193 kalori.
Untuk mengakalinya, seseorang hanya perlu membuang saus, dan menghilangkan beberapa topping seperti keju. Kemudian, pilihlah minuman lain sebagai pengganti soda.
"Kami terkejut ketika mengetahui modifikasi makanan ini dapat mengubah profil nutrisi yang diterima dengan sangat signifikan," kata Kelsey Vercammen of Harvard's TH Chan School of Public Health dalam wawancaranya dengan Reuters Health, seperti dikutip dari Fox News, Selasa (15/12/2020).
Baca juga: Makanan Cepat Saji Disimpan Selama 24 Tahun, Ini Wujudnya
Vercammen sangat optimis bila kebiasaan ini diterapkan oleh semua orang, maka dapat menimbulkan manfaat kesehatan yang luar biasa bagi keberlangsungan hidup mereka. Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, makanan cepat saji kerap dikaitkan oleh berbagai penyakit berbahaya seperti obestias hingga kematian dini.
Apalagi di zaman serba modern seperti saat ini. Iklan makanan cepat saji yang sering ditayangkan di layar kaca televisi, ternyata dapat meningkatkan keinginan para konsumen untuk menyantap lebih banyak lagi makanan tersebut. Terutama para remaja.