PERUBAHAN gaya bekerja masyarakat sangat terlihat di masa pandemi Covid-19. Jika sebelumnya masyarakat full Work From Home (WFH), kini arahnya berubah hybrid working.
Karena memungkinkan, hybrid working membuat para pekerja kantoran tidak full WFH. Dalam sepekan biasanya mereka pergi ke kantor dua kali sampai tiga kali, lalu sisa harinya dijadwalkan WFH.
Peneliti Sosial dan Komunikasi Devie Rahmawati mengatakan, saat ini situasi tidak akan kembali seperti sebelum adanya pandemi. Karena masyarakat akan terus beradaptasi pada perubahan zaman dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital.
"Masyarakat telah menjadi pribadi yang adaptif di tengah ketidakpastian akan pandemi dengan beradaptasi pada perubahan melalui cara-cara baru untuk menjalani aktivitas kesehariannya, salah satunya hybrid working," ucapnya saat webinar, baru-baru ini.
Baca Juga: Panduan Protokol Belanja di Pasar Cegah Covid-19
Meskipun melakukan hybrid working, ungkap Devie, produktivitas pekerja masih terjaga. Konsepnya sangat fleksibel dan membuat karyawan tak terlalu khawatir menghadapi era baru.
Devie menambahkan, fenomena di atas juga diperkuat dengan hasil penelitian terkini dari Cisco. Hasilnya menunjukkan bahwa meningkatnya cara bekerja hybrid berdampak pada operasional perusahaan.