SERANGAN jantung adalah keadaan darurat yang membutuhkan penanganan secepatnya. Ini merupakan kondisi di mana aliran darah ke jantung tersumbat hingga menyebabkan terganggunya pasokan oksigen dan otot jantung mulai mati.
Mengutip dari Times of India, Jumat (18/12/2020), serangan jantung sebenarnya dapat dihindari jika penderitanya memerhatikan tanda atau gejalanya. Tetapi masalahnya tidak semua kondisi jantung datang dengan gejala yang jelas.
Baca juga: Lihat Orang Kena Serangan Jantung, Ini Pertolongan Pertama yang Bisa DiberikanĀ
Bagi kebanyakan orang, nyeri dada dan jatuh ke tanah adalah tanda-tanda serangan jantung yang jelas. Bertentangan dengan ini, beberapa gejala bahkan tidak terjadi di dekat dada dan mudah terlewatkan. Lalu yang mengejutkan, menguap berlebihan ternyata bisa jadi gejala serangan jantung.
Menguap pada umumnya merupakan tanda sulit tidur. Tetapi jika terus melakukannya bahkan pada hari-hari ketika tidur nyenyak dan tidak merasa lelah sama sekali, itu bisa menjadi gejala dari kondisi kesehatan yang serius.
Menguap adalah misteri dalam dunia ilmu kedokteran. Beberapa upaya telah dilakukan untuk memecahkan kode itu, tetapi para ilmuwan belum memperoleh banyak keberhasilan. Sesuai beberapa penelitian, menguap membantu meningkatkan oksigenasi darah dan pendinginan otak.
Diyakini bahwa menguap berlebihan terkait dengan saraf vagus yang mengalir dari bagian bawah otak ke jantung dan perut. Dalam beberapa kasus, orang menguap terlalu banyak saat ada pendarahan di sekitar jantung.
Baca juga: Sama-Sama Berdebar, Kenali Perbedaan Serangan Jantung dan PanikĀ
Fenomena refleks ini juga terkait dengan stroke. Sesuai penelitian, menguap berlebihan dapat terjadi sebelum atau setelah stroke. Gejala lain yang menyertai adalah mati rasa, wajah bagian bawah turun, lengan lemas, dan sulit berbicara.
Menurut pakar kesehatan, mereka yang terlalu banyak menguap saat berolahraga, terutama di hari-hari panas, mungkin berisiko terkena serangan jantung. Akan tetapi, menguap tidak hanya dikaitkan dengan serangan jantung dan stroke, namun juga beberapa kondisi kesehatan lain seperti tumor otak, epilepsi, sklerosis ganda, gagal hati, dan ketidakmampuan tubuh untuk mengontrol suhunya.