BUDI Gunadi Sadikin resmi ditunjuk menjadi menteri kesehatan menggantikan Terawan Agus Putranto. Hal itu sebagaimana diumumkan Presiden Joko Widodo dalam reshuffle Kabinet Indonesia Maju pada Selasa sore kemarin di Istana Negara.
Berbeda dengan sebelumnya, Budi Gunadi Sadikin tidak memiliki latar belakang pendidikan kedokteran. Alhasil, banyak orang yang bingung dengan kinerja menkes baru nantinya. Terlebih lagi saat ini dunia tengah mengalami pandemi covid-19 yang belum kunjung mereda.
Baca juga: Atasi Masalah Dampak Covid-19 Jadi PR Budi Gunadi Sadikin sebagai MenkesÂ
Sebagaimana diketahui Budi Gunadi Sadikin saat ini menjabat sebagai wakil menteri BUMN yang membantu Menteri Erick Thohir.
Menanggapi hal ini, Dokter Relawan Covid-19 Muhammad Fajri Adda'i menjelaskan bahwa menkes baru Budi Gunadi Sadikin tentunya memiliki sejumlah tugas berat yang harus diselesaikan. Hal tersebut tentunya termasuk pandemi virus corona yang sedang melanda.
"Pertama adalah mengenai pandemi covid-19. Di mana ada poin-poin indikator yang bisa dijadikan acuan dan itu sifatnya global tujuannya untuk meningkatkan masyarakat. Jadi kita lihat secara objektif pilihan datanya dan harus ada poin-poin itu," terang dr Fajri saat dihubungi Okezone, Selasa 22 Desember 2020.
Ia mengatakan, capaian yang diperoleh menkes baru harus jelas, sehingga masyarakat tahu apa yang telah dan belum dikerjakan serta harus seperti apa ke depannya. Sebab di beberapa pemerintahan negara maju lainnya terdapat indikator seperti ini yang disampaikan cukup bersih dan jelas.
Baca juga: Anak Rumahan, Ari Irham Lebih Suka Habiskan Waktu Bareng Keluarga
"Selain itu hasilnya juga harus dikomunikasikan secara gamblang, clear, dan transparan kepada masyarakat supaya mereka paham. Jadi poin selanjutnya adalah bagaimana cara bisa mengatur informasi menjadi mudah dicerna dan dipahami seluruh elemen masyarakat," lanjutnya.
Alhasil, apa pun edukasi yang diberikan pemerintah bisa menyentuh lubuk terdalam pada elemen masyarakat. Terlebih lagi jika informasi disampaikan dengan bahasa yang sederhana, mudah dipahami dan diikuti.
"Kedua adalah bagaimana menyelaraskan informasi dan menjawab disinformasi serta pertanyaan publik secara jelas apa pun. Ini juga harus disikapi dan diselesaikan. Karena pandemi sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat kalau misalkan banyak penolakan," lanjutnya.