SELAMA masa pandemi virus corona Covid-19, masyarakat memang semakin peduli terhadap kesehatan. Tak sedikit masyarakat yang mencoba memperkaya imunitas tubuh dengan pola hidup sehat, salah satunya flexitarian diet.
Flexitarian diet adalah pengaturan pola makan yang lebih mengutamakan konsumsi pangan dari nabati, terutama jenis sayur dan buah. Hal ini dilakukan dalam upaya pemenuhan serat bagi tubuh manusia.
Meski demikian apakah flexitarian diet aman untuk dilakukan bagi orang yang memiliki riwayat penyakit penyerta (komorbid)? Menjawab hal tersebut Nutrisionis sekaligus Ketua Indonesia Sport Nutritionist Assocation (ISNA), dr. Rita Ramayulis mencoba menjelaskannya.
“Pada umumnya flexitarian diet aman dilakukan sebab asupan sayur dan buah memang aman dikonsumsi bagi tubuh. Tapi bagi orang dengan penyakit khusus misal ginjal atau diabetes, sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokternya untuk mengetahui buah dan sayur apa yang aman dikonsumsi,” terang dr. Rita.
Lebih lanjut dr. Rita memberi penjelasan terhadap anggapan masyarakat yang salah dalam menilai flexitarian diet. Ia menegaskan bahwa flexitarian diet tidak memaksa seseorang untuk menjadi vegetarian.
“Flexitarian diet, asal katanya flexi yaitu fleksibel. Artinya pelakunya bebas untuk makan apa saja termasuk daging hewan. Hanya saja porsinya lebih sedikit dan lebih mengutamakan konsumsi pangan nabati. Jadi seseorang tidak harus jadi vegetarian karena manusia juga memerlukan sumber protein hewani,” katanya.