HARI Gizi Nasional diperingati setiap tanggal 25 Januari. Hal ini berawal dari keprihatinan Menteri Kesehatan RI saat itu, J. Leimena. Ia menugaskan Prof. Poorwo Soedarmo untuk mengepalai Lembaga Makanan Rakyat untuk meningkatkan asupan gizi nasional dan mengatasi permasalahan kurang gizi rakyat Indonesia.
Karena merasa tak mampu jika harus turun langsung, maka Prof. Poorwo mendirikan Sekolah Djuru Penerang Makanan atau SDPM. Sekolah tersebut didirikan untuk membentuk kader-kader gizi dan bisa turun langsung ke masyarakat.
SDPM dibentuk pada 25 Januari 1951 silam. Dari sinilah kemudian 25 Januari ditetapkan sebagai Hari Gizi dan Makanan Nasional.
Tahun ini, Hari Gizi Nasional memperingati usianya yang ke-61 tahun dengan mengangkat tema Remaja Sehat Bebas Anemia. Dengan tema ini, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI berharap tema tersebut dapat menjadi momentum yang baik di masa pandemi Covid-19
"Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi momentum yang baik di masa pandemi Covid-19 untuk meningkatkan komitmen dan mempererat kerjasama seluruh elemen bangsa untuk perbaikan gizi remaja terutama dalam menanggulangi anemia," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (25/1/2020).
Hal ini karena masalah gizi yang terjadi pada usia remaja akan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit di usia dewasa serta berisiko melahirkan generasi yang memiliki masalah gizi.
Menurutnya, masalah gizi yang terjadi sejak masa remaja akan mempengaruhi perkembangan kognitif, produktivitas, kinerja, dan daya saing di tingkat global, yang dapat berdampak terhadap kemampuan untuk mendapatkan penghidupan yang layak di kemudian hari.
Baca Juga: Aksi Nyata 50 Tahun Hidupkan Inspirasi, Indomie Fasilitasi Perbaikan Sekolah untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News