PERMASALAHAN kecukupan asupan gizi memang masih jadi salah satu masalah lama yang masih dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya termasuk apa yang disebut dengan hidden hunger.
Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN selaku Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia Universitas IPB, menyebutkan kondisi kekurangan gizi ini sering diabaikan karena baru terlihat dalam jangka panjang. Menurutnya, hal itu tidak terlepas dari kurangnya yodium.
“Beban hunger yang besar, kondisi yang timbul akibat kekurangan zat gizi mikro seperti yodium, zat besi, vitamin A dan zink ini sudah menimbulkan beberapa masalah kesehatan yang berkepanjangan,” ujar Profesor Dodik dalam siaran pers.
Masalah berkepanjangan yang dimaksud di atas tersebut, secara data nyatanya banyak dialami oleh perempuan hamil dan anak-anak usia sekolah. Dia menambahkan, hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 memperlihatkan 48,9 % ibu hamil menderita anemia. Sementara riset Kesehatan Dasar 2013 melaporkan bahwa 14,9% anak usia sekolah berisiko kekurangan yodium.
"Masyarakat seringkali masih abai masalah ini, karena meskipun makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, penderitanya tidak merasa kelaparan karena asupan gizi makronya sudah terpenuhi,” lanjut Profesor Dodik.
Jika terus diabaikan, defisit gizi mikro ini diketahui bisa berdampak ke kualitas sumber daya manusia dalam jangka panjang, baik secara fisik maupun psikis. Pemenuhan asupan zat gizi mikro ini sendiri, bisa dilakukan dengan memastikan sajian makanan beragam di rumah dengan menggunakan bahan bergizi di tiap masakan, termasuk garam beryodium.