DI saat wabah covid-19 masih melanda, kini para ilmuwan mewaspadai adanya pandemi baru yang disebabkan oleh virus nipah (NiV). Virus nipah diketahui memiliki tingkat kematian hingga 75 persen dan belum ada vaksinnya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus nipah adalah penyakit zoonosis yang ditularkan ke manusia dari hewan. Bisa juga ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung dari orang ke orang.
Baca juga: Virus Nipah Diwaspadai Jadi Pandemi Baru, Ini Cara Mencegah Penularannya
Mengutip dari laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), Kamis (28/1/2021), dalam kasus di Bangladesh, virus nipah menyebar melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar atau babi, atau cairan tubuh mereka misalnya darah, urine, atau air liur.
Selain pernah melakukan interaksi, mengonsumsi produk makanan yang telah terkontaminasi cairan tubuh hewan yang tertular, seperti nira sawit atau buah yang terkontaminasi kelelawar yang tertular, dapat membuat seseorang terjangkit virus nipah.
Baca juga: Muncul Virus Nipah, Sejumlah Farmasi Belum Siap Hadapi Pandemi Berikutnya
Sementara bila Anda memiliki kontak erat dengan orang yang terinfeksi NiV atau cairan tubuhnya (termasuk tetesan hidung atau pernapasan, urine, atau darah) juga dapat menimbulkan potensi tertularnya wabah penyakit ini.
Pada kasus pertama wabah virus nipah yang terdeteksi, penderita mungkin terinfeksi melalui kontak dekat dengan babi yang terkontaminasi. Strain NiV yang diidentifikasi dalam wabah itu tampaknya ditularkan pada awalnya dari kelelawar ke babi, kemudian menyebar dalam populasi babi.