Pandemi Covid-19 belum juga usai, tapi ancaman penyakit mematikan baru lainnya sudah muncul lagi. Ancaman penyakit baru yang mematikan ini, berangkat dari kasus kematian hewan simpanse di Sierra Leone, Afrika Barat yang disebabkan oleh bakteri.
Dikutip Fox News, Jumat (5/2/2021) para peneliti mengkhawatirkan, bakteri pembunuh simpanse ini bisa menjangkiti manusia.
Baru-baru ini, para peneliti yang dipimpin oleh tim di University of Wisconsin, Madison tersebut menerbitkan sebuah penelitian yang memuat hasil temuan mereka lewat jurnal, Nature Communications.
Diketahui, sebanyak 56 ekor simpanse di Tacugama Chimpanzee Sanctuary mati karena penyakit misterius dari rentang tahun 2005 hingga 2018.
Diungkap oleh sang ketua peneliti, Tony Goldberg, penyakit yang menjangkiti puluhan ekor simpanse tersebut menyebabkan gejala-gejala gastrointestinal dan neurologis yang tidak kentara.
“Simpanse akan terhuyung-huyung dan tersandung-sandung, muntah, dan diare. Kadang-kadag, mereka tidur dengan sehat dan lalu ditemukan mati di pagi hari,” kata Tony saat diwawancara Science.
Kala itu, sebagai tindakan pertolongan untuk menyelamatkan nyawa hewan primata yang terancam punah ini, dokter hewan di Tacugama merawat simpanse yang sakit dengan antasida, antikonvulsif, dan antibiotik.
Setelah beberapa tahun melakukan skrining DNA dan meneliti sampel dari hewan primata tersebut. Kemudian bakteri yang terdapat dalam 68% sampel dari simpanse yang sakit itu diisolasi. Usai diteliti, ditemukan ada semanggi berdaun empat yang terlihat seperti genus Sarcina.
Bakteri yang ditemukan tersebut, kini disebut dengan nama Sarcina troglodytae, dengan penyakit baru yang dinamakan sebagai Epizootic Neurologic and Gastroenteric Syndrome (ENGS).