ANEMIA atau kurang darah bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Anemia pada anak terkadang sulit dideteksi karena muncul tanpa gejala. Timbulnya anemia pada anak ini bisa dari banyak faktor, misalnya kekurangan zat besi.
Asupan makanan sehat yang mengandung zat besi sangat penting untuk buah hati. Selain untuk tumbuh kembang, mendapat zat besi yang cukup juga bisa mencegah anemia pada anak.
Baca juga: Petumbuhan Jutaan Anak Terhambat Akibat Kekurangan Zat Besi
Dokter spesialis gizi, Dr dr Luciana B Sutanto MS SpGK, mengatakan kekurangan zat besi dapat menyebabkan sel darah merah yang dihasilkan menjadi kecil dan pucat.
"Berdasarkan riset kesehatan dasar (riskesdas), 1 dari 3 anak balita di Indonesia kekurangan zat besi. Jangan sampai kita tenang-tenang saja, dan ternyata anak kita yang terkena anemia," ungkap dr Luciana dalam acara konferensi pers virtual, Kamis 18 Februari 2021.
Ia meminta para orangtua memastikan makanan yang dikonsumsi anak dapat memenuhi kebutuhan gizi, termasuk asupan zat besi. Pasalnya, kekurangan nutrisi bisa menyebabkan anak mengalami defisiensi zat besi atau anemia.
"Kalau di awal kadang-kadang bisa enggak ada gejala lho. Tapi, tetap ada akibat jangka pendek dan jangka panjangnya," jelasnya.
Baca juga: Hari Gizi Nasional, Remaja Putri Harus Bebas Anemia
Akibat jangka pendek anemia pada anak di antaranya perkembangan otak terhambat, risiko mengalami penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), perkembangan motorik anak yang terganggu, sampai gangguan pola tidur.
"Kalau dilanjutkan (kekurangan zat besi), kita akan menemui akibat jangka panjangnya, seperti kognitif dan performa edukasi yang menurun, imunitas menurun, sehingga gampang terkena penyakit, kapasitas bekerja menurun, hingga keterbatasan aktivitas fisik," terangnya.