PAGI Jakarta mengalami banjir di sejumlah daerah, akibat hujan deras yang mengguyur selama beberapa hari terakhir. Bencana banjir yang tengah menimpa warga Jabodetabek perlu disikapi serius.Â
Pasalnya, banjir akan memberikan tekanan kesehatan mental, selain penyakit seperti liptospirosis, diare, hingga demam tinggi. Padahal, kita harus menjaga mental tetap bahagia di tengah pandemi Covid-19, agar imunitas kita tinggi dan menghindari Covid-19.
Praktisi Emotional Healing Adjie Santosoputro menjelaskan, masalah kesehatan mental ini bisa dalam bentuk yang beragam. Dia mencontohkan banjir yang ternyata menggangu zona nyaman yang sudah terbentuk selama ini, termasuk dalam pemenuhan kebutuhan pokok seperti makan, air, rumah, atau pakaian.Â
"Kondisi itu ternyata dapat memunculkan rasa panik," tulisnya dalam Twitter pribadinya.
Memang, untuk menjaga keselamatan nyawa, pemerintah akan meminta semua korban banjir mematikan arus listrik. Di sisi lain, manusia sekarang sudah sangat tergantung dengan listrik, jadi saat banjir mereka akan merasa kehilangan.
Terlebih pada malam hari, sambung Adjie, korban banjir akan semakin memunculkan rasa kesepian, terisolasi, atau juga keterasingan.
Lebih lanjut, World Health Organization (WHO) memberi pernyataan bahwa banjir menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik. Sebut saja demam tifus, kolera, leptospirosis, sampai hepatitis A. "Karena adanya potensi ini, memunculkan rasa cemas yang berlebihan pada korban," terangnya.
Baca Juga: Ikut Acara Offline BuddyKu Fest, Cara Jadi Content Creator Handal Zaman Now!
Baca Juga: Meet Eat Inspire, Hypernet Technologies Tawarkan Solusi PowerEdge Gen 15 Server
Follow Berita Okezone di Google News