Beberapa waktu lalu beredar video yang menunjukkan antrian calon penerima vaksin Covid-19 yang membeludak dan mengabaikan protokol kesehatan. Alhasil banyak orang yang mempertanyakan sistem antrian ketika hendak menerima vaksin yang tampak tidak terkontrol dengan baik.
Menanggapi hal tersebut Epidemiolog Universitas Griffith Australia, dr. Dicky Budiman, menjelaskan situasi yang tidak terkontrol dan mengabaikan protokol kesehatan berpotensi menimbulkan klaster baru Covid-19.
βItu memang bisa terjadi kalau situasinya seperti ini. Bukan karena akibat vaksinnya tapi karena tidak diterapkannya prinsip-prinsip pencegahan. Ini yang harus diperbaiki dan segera dilakukan evaluasi,β terang dr. Dicky kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (25/2/2021).
Baca Juga : Abaikan Prokes, Lokasi Vaksinasi Bisa Jadi Klaster Baru Covid-19!
Baca Juga : Baca Juga : Potret Menggoda Gabriella Larasati, Bra Birunya Menyembul!
Lebih lanjut dr. Dicky menjelaskan bahwa ada setidaknya tiga prinsip dalam pelaksanaan vaksin. Bukan hanya vaksinasi, setiap intervensi dalam situasi pandemi baik testing, tracing, termasuk vaksinasi ini atau pelayanan kesehatan di puskesmas atau rumah sakit.
Adapun tiga hal yang harus diterapkan dalam pelaksanaan vaksinasi adalah:
1. Dibuat seminimal mungkin kontak (contact less)
2. Dibuat sesingkat mungkin. Baik aktivitas atau datang ke lokasi tersebut, kalau bisa malah kurang dari 15 menit. Di negara-negara maju diupayakan mereka melakukan lima menit proses vaksinasi. Bahkan ada yang tidak lebih dari 10 menit.
3. Diupayakan sepraktis mungkin proses administrasi maupun hal lainnya yang dimulai online. Selain itu verifikasi tempat juga harus sama praktisnya. Ini akan memudahkan tercapainya upaya pencegahan.
(hel)