VENTILATOR menjadi salah satu alat kesehatan esensial di masa pandemi covid-19 seperti saat ini. Mengingat, setiap pasien positif covid-19 yang masuk kategori berat membutuhkan satu unit ventilator sebagai alat bantu pernapasan ketika menjalani perawatan di rumah sakit.
Terkait ketersediaan alat kesehatan esensial seperti ventilator di Indonesia, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menyebut kondisi pandemi covid-19 yang sudah berlangsung 1 tahun ini akhirnya membuat Indonesia tersadar jika negeri ini begitu kekurangan alat ventilator.
Baca juga: Positif Covid-19, Penderita Hipertensi Diimbau Lanjutkan Konsumsi Obat
"Kita lihat kurangnya ventilator di fasilitas-fasilitas kesehatan di Indonesia. Akhirnya beberapa institusi perguruan tinggi, lembaga, perusahaan melahirkan berbagai macam ventilator. Ini artinya upaya kita untuk bisa mengurangi ketergantungan impor alat kesehatan berhasil dilakukan," ujar Bambang dalam acara 'Inovasi Pulihkan Indonesia', Selasa (2/3/2021).
Namun, kata dia, masalah tidak terhenti di situ. Pada kenyataannya sumber daya pikiran manusia dari para peneliti, perekayasa, dan dosen-dosen di bidang kesehatan serta penyakit covid-19 saja tidak cukup.
Baca juga: Dokter: Komorbid Tidak Sebabkan Reaksi Alergi Usai Vaksinasi Covid-19
Bambang tidak menampik pandemi covid-19 membuat Indonesia tersadar jika negara ini tidak memiliki perusahaan produsen yang bisa memproduksi ventilator.
"Secara logika, secara konsep bisa dibuat. Contohnya ventilator mengembangkan sampai prototipe itu masih bisa dilakukan pihak universitas dan lembaga penelitian. Ketika sudah lulus uji, dapat izin edar, lalu harus diproduksi massal biar bisa dipakai di seluruh Indonesia. masalah lainnya adalah siapa nih pabriknya?" lanjut dia.