Prevalensi obesitas telah meningkat berkali-kali lipat dalam beberapa dekade terakhir. Penumpukan lemak yang tidak normal atau berlebihan di berbagai bagian tubuh tidak hanya membuat seseorang sadar akan penampilannya tetapi juga dapat menyebabkan gangguan metabolisme yang parah seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Konsultan GI dan Ahli Bedah Bariatrik, Departemen Bedah Lambung, Medanta The Medicity Hospital, Dr Vikas Singhal menjelaskan mengenai faktor risiko obesitas dan cara-cara untuk menangani kondisi tersebut, seperti dilansir Times of India.
Jenis obesitas yang umum
Dr Singhal menjelaskan, ada dua jenis obesitas yang umum terjadi, yakni pola pria dan pola wanita. Pola pria dikenal sebagai obesitas yang terburuk dari keduanya karena distribusi lemak pada mereka berada di sekitar area pinggang.
Lemak di sekitar perut dikenal sebagai lemak visceral atau lemak jahat. Jenis lemak ini terdapat jauh di dalam jaringan dan sering dikaitkan dengan beberapa jenis masalah kesehatan seperti stroke dan masalah ginjal.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan mengenai pola wanita atau obesitas gynoid. Distribusi lemak disini tidak hanya di sekitar pinggang, tetapi juga di bagian lain seperti pinggul, paha. Jenis lemak ini tidak terlalu berbahaya karena kecil kemungkinannya untuk dikaitkan dengan masalah metabolisme yang menyertai obesitas.
Faktor risiko obesitas
Berlawanan dengan kepercayaan populer, obesitas bukan hanya akibat dari makan yang berlebihan atau masalah gaya hidup. Dr Singhal menjelaskan, obesitas dianggap sebagai penyakit dan diobati.
Hanya pola makan yang buruk tidak dapat menyebabkan obesitas. Asupan energi, genetika, gangguan hormonal, atau masalah psikologis bisa jadi faktor lain penyebab obesitas.
"Hari Obesitas Dunia kali ini, diperingati hanya untuk menyadarkan masyarakat bahwa obesitas tidak lagi dianggap sebagai masalah gaya hidup atau gangguan gaya hidup," katanya.