ASMA merupakan salah satu penyakit yang penderitanya cukup banyak. Ini merupakan gangguan kesehatan yang menyerang bagian pernapasan. Sakit asma terjadi akibat saluran udara meradang, sempit, dan membengkak, lalu menghasilkan lendir berlebih sehingga menyulitkan bernapas.
Sakit asma bisa menyebabkan nyeri dada, napas berbunyi, dan batuk. Asma biasanya ditangani dengan inhaler penyelamatan untuk mengobati gejalanya dan pengendali inhaler yang mencegah gejalanya.
Baca juga: Serangan Asma, Ini Pertolongan Pertama yang Mesti DilakukanÂ
Dalam kasus parah mungkin membutuhkan inhaler yang berefek lebih lama yang menjaga saluran udara terbuka, serta steroid oral.
Gejala asma bisa disebabkan faktor genetik dan lingkungan. Penderita asma biasanya memiliki faktor genetik yang membuatnya rentan terhadap asma. Demikian dikutip dari laman Live Science.
Selain itu, faktor lingkungan seperti paparan alergi atau infeksi virus tertentu saat bayi bisa meningkatkan risiko terkena penyakit tersebut. Demikian menurut National Heart, Lung, dan Blood Institute (NHLBI).
Pemicu gejala asma secara umum yakni asap rokok, tungau debu, polusi udara, serbuk sari, jamur, infeksi saluran pernapasan, aktivitas fisik, udara dingin, serta reaksi alergi terhadap beberapa makanan.
Nah, berikut ini cara menghindari pemicu asma yang mungkin tidak diketahui, sebagaimana dilansir laman The Healthy.
1. Stres
Ketika mengalami stres biasanya serangan asma terjadi lebih sering dan parah. Tidak dipahami sepenuhnya mengapa bisa begitu, tetapi ketika tubuh memiliki tingkat kortisol yang rendah atau tidak efektif, hormon stres tidak dapat mengurangi peradangan.
"Penting untuk mengenali ini dan mencari cara untuk mengurangi stres harian," kata dr Payal Patel MD, anggota American Academy of Allergy Asthma and Immunology.
2. Hormon
Menurut dr Payal Patel MD, sakit asma lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Ini kemungkinan ada kaitannya dengan korelasi antara asma dan hormon estrogen serta progesterone. Asma bisa menjadi lebih buruk sebelum dan selama menstruasi atau membaik selama kehamilan.
"Ini sejalan dengan teori bahwa kontrasepsi oral dapat meningkatkan fungsi paru-paru karena fluktuasi kadar hormon yang berkurang," katanya. Ini gejala siklus menstruasi yang tidak biasa dan harus diperhatikan.
Baca juga: Rina Gunawan Menderita Asma, Salah Satu Komorbit Berbahaya jika Terpapar Covid-19Â
3. Polusi
Polusi udara, seperti asap knalpot motor dan mobil, bisa memicu sakit asma. "Olahraga saat polusi tinggi atau di dekat jalan raya yang sibuk harus dihindari," ucap dr Patel.
Ia merekomendasikan untuk melakukan gym di dalam rumah daripada lari di luar dengan kualitas udara yang buruk. Bisa juga ke tempat-tempat yang sejuk udaranya segar dan jauh dari polusi kendaraan.