VAKSIN AstraZeneca 79 persen efektif mencegah covid-19, lalu memberi perlindungan hingga 100 persen dari gejala yang lebih parah akibat covid-19. Vaksin kontroversial ini pun 100 persen efektif mencegah orang keluar rumah sakit dengan penyakit parah lainnya.
Uji klinis fase 3 yang dilakukan di Amerika Serikat itu dilakukan terhadap 32.449 orang dari semua kelompok usia di AS, Cile, dan Peru dengan total 141 kasus gejala covid-19 yang dilaporkan.
Baca juga: Ini Kesimpulan Lengkap BPOM Terkait Penggunaan Vaksin AstraZenecaÂ
Hasil uji klinis tersebut menunjukkan bahwa di antara orang yang berusia 65 tahun ke atas terjadi perlindungan tubuh sebesar 85 persen terhadap pengembangan covid-19.
Tingkat efektivitas terhadap gejala covid-19 bahkan lebih tinggi daripada yang diamati dalam uji klinis yang dipimpin Oxford. Badan pemantauan keamanan data independen (DSMB) juga mengidentifikasi tidak ada masalah keamanan yang terkait dengan vaksin.
DSMB melakukan tinjauan khusus terhadap peristiwa trombotik serta trombosis sinus vena serebral (CVST) atau jenis bekuan darah yang telah mengganggu Eropa.
Laporan DSMB menyatakan bahwa tidak ditemukan peningkatan risiko trombosis di antara 21.583 peserta yang menerima setidaknya satu dosis Vaksin AstraZeneca. Kasus CVST pun tidak ditemukan.
Baca juga: Sempat Kontroversi, Begini Perjalanan Vaksin AstraZeneca di IndonesiaÂ
Andrew Pollard, profesor infeksi dan kekebalan pediatrik serta ketua peneliti uji coba vaksin dari Universitas Oxford, mengatakan, "Hasil ini adalah berita bagus karena menunjukkan kemanjuran vaksin yang luar biasa pada populasi baru dan konsisten dengan hasil dari uji coba yang dipimpin Oxford."
"Kami dapat mengharapkan dampak yang besar terhadap perlawanan covid-19 di semua usia dan untuk orang-orang dari semua latar belakang yang berbeda lewat Vaksin AstraZeneca ini," sambung Pollard.