RAMADHAN merupakan bulan yang penuh dengan ibadah dan kebersamaan. Tapi ibadah malam dan sahur dapat membuat kebiasaan tidur berubah.
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang berpuasa tidur sekira 1,5 jam lebih sedikit dari biasanya. Kualitas tidur juga bisa terganggu karena dibagi menjadi waktu tidur terpecah-pecah selama periode 24 jam.
Baca juga: Ayah-Bunda, Ini Lho Manfaat Ajarkan Anak-Anak Sifat MandiriÂ
Oleh karena itu, dokter menyarankan mengatur jadwal tidur yang bisa diterapkan selama sebulan. Ini juga untuk memastikan setiap orang bisa tidur setidaknya 4 jam tanpa gangguan di malam hari.
"Tidur adalah bagian penting dari menjaga kesehatan yang memungkinkan tubuh untuk mengisi energi dan memulihkan diri. Kurang tidur dapat memengaruhi suasana hati serta kesehatan fisik seseorang, termasuk penambahan berat badan hingga peningkatan risiko penyakit jantung atau bahkan diabetes," kata dr Sobia Farooq, ahli paru asal Abu Dhabi, seperti dikutip dari laman Gulfnews.
Rata-rata orang dewasa membutuhkan antara 7,5 hingga 8 jam tidur setiap malam. Sedangkan anak-anak berusia 6 hingga 12 jam membutuhkan 9 sampai 12 jam tidur setiap hari.
Dokter Muhammed Anas Ayoob, spesialis penyakit paru, mengatakan banyak orang menghadapi kurang tidur akut pada malam hari. Ini menyebabkan lelah, mengantuk, dan perubahan suasana hati di siang hari.
"Penelitian telah menunjukkan penundaan waktu tidur dan bangun yang tiba-tiba pada peserta yang menjalankan Ramadhan jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Selain itu, persentase subjek yang bangun setelah jam 12 siang secara signifikan lebih tinggi pada minggu ketiga Ramadhan, dan kantuk di siang hari lebih tinggi secara signifikan. Terakhir, persentase peserta yang mengatakan mereka tertidur secara tidak sengaja di kelas meningkat secara signifikan dari 15 persen sebelum Ramadhan menjadi 36 persen di bulan Ramadhan," papar dr Ayoob.
Baca juga: Jangan Sampai Anak-Anak Kecanduan Gadget, Ini BahayanyaÂ
Kurang tidur dapat menyebabkan perubahan suasana hati, nyeri sendi, dan rasa kantuk.
"Mengantuk dapat mengganggu fungsi kognitif, merusak daya ingat, menyebabkan perubahan kepribadian, bahkan depresi. Mengemudi dalam keadaan mengantuk terbukti lebih berbahaya daripada mengemudi di bawah pengaruh alkohol," jelas dr Farooq memperingatkan.