GAYA bicara Nia Ramadhani menjadi sorotan netizen setelah inisial namanya (RA) ramai di media sosial terkait kasus narkoba.
Saat pemberitaan terkait ibu tiga anak tersebut mencuat, banyak netizen yang mengomentari hal tersebut. Bahkan sebagian dari mereka telah menduga bahwa istri Ardi Bakrie itu mengkonsumsi narkoba lantaran kerap berbicara kurang jelas.
"Pantes Nia Ramadhani kalo ngomong suka belibet gajelas," tulis pitmpitt125.
"Pantesan nia ngomongnya agak ngawur kurang bs kt pahami," tulis keekeeess.
"Pantes ngomongnya belibet suka ngelantur," tulis rekarosela.
Lantas benarkah efek narkoba membuat seseorang sulit dalam berbicara?
Saat ini bahaya dan dampak narkoba atau narkotika dan obat-obatan pada kehidupan dan kesehatan pecandu dan keluarganya semakin meresahkan.
Narkoba adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.
Baca Juga : Gaya Bicara Nia Ramadhani Kini Jadi Sorotan Netizen
Seperti yang sudah diketahui, ada beberapa jenis obat-obatan yang termasuk ke dalam jenis narkoba yang digunakan untuk proses penyembuhan karena efeknya yang bisa menenangkan.
Namun jika dipakai dalam dosis yang berlebih, bisa menyebabkan kecanduan. Penyalahgunaan ini mulanya karena si pemakai merasakan efek yang menyenangkan.
Akan tetapi, narkoba dapat memiliki efek yang membuat penggunanya kecanduan. Jika sudah digunakan dalam jangka panjang, maka narkoba pun akan memberi efek buruk seperti dehidrasi, halusinasi, menunrunnya tingkat kesadaran, gangguan kualitas hidup, hingga kesulitan berbicara.
Melansir Addiction Helper, gangguan bicara adalah gejala kecanduan narkoba yang memengaruhi kemampuan Anda untuk berbicara dengan benar. Dengan kondisi ini, Anda akan kesulitan untuk berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain.
Saat Anda berbicara, ucapan Anda mungkin tidak jelas atau tidak koheren, dan tidak ada yang bisa memahami Anda. Jika tidak diobati, gangguan bicara dapat memengaruhi setiap aspek kehidupan Anda, termasuk sekolah atau pekerjaan, hubungan, dan peluang di masa depan. Kondisi ini pada akhirnya dapat mengakibatkan depresi dan kecemasan.