TIPS menghilangkan kebiasaan hedon menjadi penting di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat - PPKM Darurat. Terlebih bagi kalangan milenial dengan gaya hidup serba kekinian, biasanya lebih boros dalam pengeluaran.Â
Di masa PPKM Darurat seperti saat ini, tentunya Anda harus lebih menghemat pengeluaran agar penghasilan Anda tetap tersedia hingga tiba tanggal gajian berikutnya.
Nah, untuk mengatasi hal tersebut, berikut MNC Portal Indonesia berikan 5 tips untuk menghilangkan kebiasaan hedon, terutama untuk kaum milenial yang dikenal boros, seperti dilansir Money US pada Kamis (8/7/2021).
Tetapkan tujuan yang realistis
(Tips menghilangkan kebiasaan hedon, Foto: Forbes)
Mereka Psikologi Profesional di Universitas Denver Shelly Smith-Acuna mengatakan, orang yang hedon adalah mereka yang gagal mengubah kebiasan buruk tentang uang.
"Mereka gagal mengelola uang karena gagal menetapkan tujuan yang realistis," ungkapnya.
Mereka yang memiliki perilaku hedon adalah mereka yang terlalu memanjakan diri. Akibatnya, mereka mengeluarkan uang terlalu banyak untuk sesuatu yang tidak penting. Karena itu, penting bagi Anda untuk menetapkan tujuan yang realistis terhadap keuangan Anda.
Ubah pola pikir Anda
Untuk mereka yang sudah terlanjur terjebak dalam perilaku hedon, biasanya akan sulit untuk mengubahnya. Padahal, semua itu bergantung pada pola pikir Anda. Shelly pun memberi satu contoh kebiasaan salah satu orang dengan perilaku hedon yang berhasil mengatur keuangannya.
"Misalnya, seseorang pergi ke kedai kopi setiap kali jam istirahat di kantor. Bayangkan, berapa uang yang ia habiskan per bulan hanya untuk kopi. Akhirnya, orang tersebut pun mengisi jam istirahatnya dengan sesuatu yang gratis seperti tidur atau bersantai," jelasnya.
Baca Juga : Nia Ramadhani Pakai Bikini Pamer Punggung Mulus Bertato, Netizen: Makin Seksi!
Ubah cara Anda membelanjakan uang
Bahkan jika Anda hanya menguji ini selama seminggu, atau sehari, mungkin membantu Anda memperlambat pengeluaran Anda jika Anda beralih dari membayar barang dagangan dan layanan dengan kartu debit atau kredit untuk membayar dengan uang tunai.
"Uang tunai itu nyata dan dapat membuat seseorang merasa lebih sadar ketika mereka mengeluarkannya dari dompet sehingga membuat seseorang akan lebih peka terhadap pengeluarannya," katanya.