SELAMA pandemi Covid-19 ini berjemur sinar matahari memang rutinitas harian yang kerap dilakukan orang, terutama mereka yang tengah melakukan isolasi mandiri. Cara ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan vitamin D.
Indonesia sebagai negara tropis, memang beruntung bisa mendapatkan paparan sinar matahari dalam waktu yang cukup lama. Tapi, beberapa negara di Eropa memang tidak memiliki paparan sinar matahari sebanyak Indonesia, sebagai contoh Inggris.
Ketua Satgas PB IDI Prof Zubairi Djoerban mengatakan, pada negara-negara dengan paparan matahari yang tidak sebanyak Indonesia, seperti Inggris, banyak kelompok individu yang mengalami masalah kekurangan vitamin D.
"Di Inggris, ketika menjelang musim dingin, warganya akan disarankan mengonsumsi vitamin D. Bahkan, khusus musim dingin kemarin, pemerintah Inggris memberikan suplemen vitamin D secara gratis untuk orang-orang yang berisiko terhadap Covid-19," ungkap Prof Beri.
Nah, terkait dengan pernyataan apakah vitamin D bisa mencegah seseorang terinfeksi Covid-19, Prof Beri menyatakan bahwa berdasar hasil studi ilmiah yang dilakukan Universitas Northwestern, ternyata benar ada hubungan antara kekurangan vitamin D dengan infeksi virus corona.
"Mereka juga menyatakan bahwa pasien dari negara-negara dengan tingkat kematian Covid-19 tinggi diketahui memiliki kadar vitamin D yang rendah. Tapi, para peneliti memberikan catatan terhadap hasil penelitiannya tersebut," kata Prof Beri.
Catatannya adalah para peneliti membutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara tingkat infeksi virus dan vitamin D dari satu negara dengan negara lain. Mengapa ini diperlukan?
Baca Juga: Aksi Nyata 50 Tahun Hidupkan Inspirasi, Indomie Fasilitasi Perbaikan Sekolah untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News