STUDI terbaru menunjukkan bahwa long covid-19 yang dialami sebagian penyintas bisa menyebabkan kerusakan saraf dan penumpukan sel kekebalan di kornea mata. Namun, hasil studi awal ini masih perlu diverifikasi terhadap kelompok penyintas lebih besar yang mengalami long covid-19.
Temuan studi ini juga mengisyaratkan sesuatu yang sudah diduga para ilmuwan bahwa salah satu gejala long covid-19 adalah kerusakan saraf perifer mata.
Baca juga: CDC Tak Lagi Bolehkan Orang yang Sudah Divaksin 2 Dosis Lepas MaskerÂ
Berdasarkan laporan laman Live Science, secara garis besar penyintas yang mengalami long covid-19 banyak mengeluhkan masalah neurologis, termasuk sakit kepala, mati rasa di tubuh, kehilangan kemampuan indera penciuman, dan "brain frog" atau kesulitan berkonsentrasi.
"Masalah-masalah kesehatan tersebut menurut penelitian dikaitkan dengan gangguan kerusakan sel saraf dalam tubuh," terang Rayaz Malik, profesor kedokteran dan dokter konsultan di Weill Cornell Medicine-Qatar di Doha.
Secara khusus, long covid-19 mungkin melibatkan kerusakan pada serabut saraf kecil atau kabel tipis yang bercabang dari sel saraf tertentu dalam tubuh dan menyampaikan informasi sensorik tentang rasa sakit, suhu, serta gatal di antara sensasi lain ke sistem saraf pusat.
"Sel saraf kecil ini juga membantu mengontrol fungsi tubuh yang tidak disengaja, seperti detak jantung dan buang air besar. Karena kerusakan yang terjadi di sana, menyebabkan beragam gejala yang dirasakan penyintas dan mengalami long covid-19," terang laporan Fox News, Rabu (28/7/2021).
Kembali ke penelitian, Prof Malik dan rekan-rekannya kini sedang mempelajari hilangnya saraf kecil itu pada penderita diabetes dan penyakit neurodegeneratif seperti multiple sclerosis, dan peneliti punya dugaan bahwa orang dengan long covid-19 punya gejala yang sama dengan pasien penyakit tersebut.
Baca juga: Varian Delta Plus Mengancam Orang yang Belum Dapat Vaksin Covid-19Â
Bagaimana penelitian dilakukan?
Jadi, peneliti menggunakan teknik yang disebut mikroskop confocal korna (CCM) untuk mengambil foto sel saraf di kornea, lapisan transparan mata yang menutupi pupil dan iris.
"Tim peneliti menggunakan prosedur non-invasif untuk menghitung jumlah total sel saraf serat kecil di kornea, di sisi lain juga menilai panjang dan tingkat percabangan serat tersebut," papar laporan Fox News.