ANAK bisa mengalami dehidrasi seperti orang dewasa. Maka itu, orangtua atau pengasuh harus mengetahui gejalanya, demikian juga cara mengatasinya. Demikian diungkapkan dokter spesialis anak Himawan Aulia Rahman SpA.
"Orangtua atau pengasuh harus mengenali tanda-tanda dehidrasi supaya bisa mencegahnya, jangan sampai dehidrasi terjadi," ujar dr Himawan, seperti dikutip dari Antara, Jumat (30/7/2021).
Baca juga: Ini yang Akan Terjadi jika Dehidrasi saat Puasa, Segera Dicegah YaÂ
Ia mencontohkan kehilangan cairan dapat terjadi ketika anak mengalami demam. Pada kenaikan 1 derajat Celsius saat demam, anak membutuhkan tambahan cairan sebesar 12,5 persen dari kondisi normal. Demam menyebabkan air keluar dari tubuhnya melalui kulit dan menimbulkan risiko dehidrasi.
Ketika itu anak cenderung tidak mau makan ataupun minum. Hal ini akan menyulitkan penanganan yang dilakukan orangtua saat di rumah. Oleh karena itu, orangtua perlu mengantisipasi kondisi terburuk dengan cara menilai dan mengetahui derajat dehidrasi secara umum pada anak.
"Derajat dehidrasi itu ada tiga. Ada yang ringan, sedang, dan berat," tutur dr Himawan.
Baca juga: Dehidrasi saat Berpuasa Ganggu Fungsi Otak, Gimana Cegahnya?Â
Pada dehidrasi ringan, cairan berkurang sebesar 3 sampai 5 persen dari kondisi semula. Ia mengatakan biasanya dehidrasi ringan belum mengganggu sirkulasi peredaran darah, namun tanda-tanda awalnya sudah mulai terlihat.
"Pertama, permukaan mukosa atau permukaan lapisan mulut bagian dalam agak kering. Kedua, anak biasanya mulai haus dan minta banyak minum, itu merupakan kompensasi dari tubuh si anak," jelas dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta ini.