KONDISIĀ long Covid-19 ramai diperbincangkan karena bisa tanpa gejala, tetapi meningkatkan risiko kematian bila terjadi badai sitokin. Lantas, bagaimana mencegah terjadinya long Covid-19?
Dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD, dalamĀ sharing sessionĀ virtual, Kamis, membagikan beberapa tips agar tidak terjadiĀ longĀ Covid-19 usai dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Dikutip dari Antara, Dokter Rudy mengatakan,Ā longĀ Covid-19 adalah kondisi saat seseorang masih merasakan gejala meski sudah dinyatakan sudah negatif Covid-19, di antaranya gangguan pernafasan dan gangguan penciuman atau anosmia.
"Masalah pernapasan misalnya masih sesak, merasa capek saat jalan jauh atau naik tangga, itu masih mungkin. Gangguan penciuman, misalnya anosmia berhari-hari atau berminggu-minggu, bahkan ada laporan sampai 6 bulan," kata dr. Rudy.
Dia menambahkan, penangananĀ longĀ Covid-19 tidak sama bagi setiap individu dan gejalanya. Namun secara umum, dr. Rudy mengatakan bahwa individu harus memastikan bahwa dirinya telah menjalani aktivitas yang sehat.
"Artinya, olahraganya harus optimal. Kemudian makanan juga sehat dengan membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak, serta memperhatikan porsi makan," kata dr Rudy.
Dia menambahkan, porsi makan yang dianjurkan adalah setengah porsi sayur dan buah, seperempat porsi karbohidrat, dan seperempat porsi protein dan lemak. "Tentu akan lebih baik jika lemaknya adalah lemak tidak jenuh," imbuhnya.
Kemudian, dr. Rudy juga menganjurkan beberapa latihan yang dapat dikerjakan untuk mengatasi long Covid-19. Bagi yang mengalami gejala masalah pernapasan, latihan yang bisa dilakukan adalah dengan latihan pernapasan secara terstruktur. Hal ini, kata dr. Rudy, dapat mengurangi gejala hingga 50 persen.