SPESIALIS Bedah Plastik yang juga Ketua Yayasan Dewi Kasih dr. Ulfa Elfiah, M.Kes, SpBP-RE(K) mengungkapkan, setiap hari ada 540 anak yang terlahir dengan kondisi bibir sumbing dan atau celah langit-langit di dunia. Bila tak ditangani segera, maka dampaknya berkepanjangan bagi fisik maupun psikologi anak.
"Di Jember saja, rasio angka pasien bibir sumbing mencapai 1:1.000 pada tahun 2019. Angka ini mencerminkan bahwa butuh perhatian khusus dan serius agar tercipta kemudahan akses untuk mendapatkan penanganan bibir sumbing secara komprehensif, baik dari sebelum, saat, hingga sesudah operasi," ujarnya saat webinar Merdeka Senyum dengan Operasi Bibir Sumbing.
Â
Dijelaskan lebih lanjut, kondisi bibir sumbing dan celah langit-langit ini adalah salah satu bentuk kelainan daerah kraniofasial (tulang kepala dan tulang wajah). Ditandai dengan adanya celah pada bibir, gusi, dan langit-langit akibat gangguan fusi (fusion) pada masa kandungan.
Faktor genetik punya peran penting 30 persen terjadinya bibir sumbing. Maka tak heran kalau ada keluarga, yang mana adik dan kakak bisa mengalami bibir sumbing. Ditambah juga dengan faktor gizi yang mempengaruhi.
"Setelah dianalisa di Jember juga, angka pestisida tidak pakai pelindung sangat tinggi, dan ini mempengaruhi kualitas sperma dan sel telur tidur tidak bagus membentuk konsepsi," terangnya.