MENYAMBUT Hari Sumpah Pemuda, pameran tentang pers dihelat di M Bloc Space Jakarta. Ada makna di balik pameran ini yang mengingatkan masyarakat akan peran pers.
Direktur Perfilman, Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Ahmad Mahendra menjelaskan, berbicara tentang Sumpah Pemuda, masyarakat perlu memahami jika fondasi kebangsaan Indonesia dibangun oleh tradisi pers para pemuda Indonesia di awal abad 20.
"Pers saat itu adalah alat perlawanan terhadap kolonialisme, sekaligus menyatukan kolektivitas tanah air dalam kesadaran berbangsa”, ungkapnya lewat keterangan tertulis Museum Sumpah Pemuda.Â
Ahmad menambahkan, para pemuda dengan patriotismenya di era pergerakan nasional sebagian besar adalah para jurnalis, seperti Tjipto, Soekarno, Siti Sundari, W.R. Supratman, dan sebagainya. Mereka bergerak bersama melawan penjajah, mengabarkan semangat persatuan Indonesia, dan juga menyadarkan masyarakat bahwa mereka mempunyai sebuah bangsa bernama Indonesia yang layak untuk diperjuangkan dan dimerdekakan.
Karena itu, tema pameran yang dipilih sekarang ini adalah Lawan. Karena masyarakat bisa belajar dari pengalaman sebagai sebuah bangsa,
Jika dahulu masyarakat bersatu melawan kolonialisme, sekarang saatnya bergotong royong, menyongsong tantangan demi tantangan Indonesia di era global.
"Betapa pentingnya merawat semangat persatuan dan kebinekaan kita dalam simpul kebangsaan,” jelasnya.