LONJAKAN pasien positif Covid-19 di beberapa negara tercatat mengalami peningkatan cukup drastis. Peningkatan tersebut, tidak terlepas dari adanya varian baru Covid-19 yakni varian Delta Plus atau lebih dikenal sebagai AY 4.2.
Awal mulanya, varian Delta Plus atau AY4.2 ini berawal dari India yang dikenal sebagai namanya B1617 pada akhir 2020. Lalu belakangan diketahui bahwa B1617 ini bukan hanya satu tetapi ada tiga.
Mantan Direktur Penyakit Menular World Health Organization (WHO) Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan awalanya varian tersebut diberi nama B1617.1 atau varian Kappa, kemudian kini tidak diberi nama Kappa lagi karena bukan varian of interest.
Lalu, ada B1617.2 atau yang disebut sebagai Delta yang oleh WHO disebut sebagai variant of concern yang menyebabkan kenaikan kasus di banyak negara di dunia termasuk Indonesia. Dan ketiga, ada B1617.3 yang belum diberi nama karena memang dampaknya belum terlalu jelas.
Tapi, dia mengungkapkan bahwa saat ini terdapat sudah ada sekria 26 ribu genomik varian Delta Plus atau AY4.2 yang tersebar di 42 negara berdasarkan data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GSAID). “Salah satunya Singapura,” ungkap Tjandra dalam keterangannya.
Â
Baca juga:Â Â Pakar Sebut Masyarakat Harus Konsisten Jaga Imunitas Setelah Vaksinasi Covid-19
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin sendiri mengungkapkan kekhawatiran akan munculnya varian Delta Plus atau Varian Delta AY.4.2. Pasalnya, varian tersebut sudah mulai muncul di beberapa negara seperti Inggris, Malaysia dan Singapura.
"Varian Delta bermutasi dan di Inggris menyebabkan kenaikan (kasus Covid-19) sebesar ini,” kata Menkes RI Budi Gunadi Sadikin seperti dikutip dari Webinar Kesehatan Nasional di kanal YouTube PKSTV.
Dia menjelaskan, sebelumnya varian Delta juga telah bermutasi di Indonesia. Sub varian yang dominan berada di Indonesia dan sempat menyebabkan lonjakan kasus yakni AY 2.3 yang sudah masuk ke Singapura. "Delta yang asli, B.1.617.2 bermutasi. Yang paling banyak, di Indonesia adalah AY.23 dan AY.4, tetapi di Inggris itu AY.4.2. Kalau di Singapura itu ada AY.23, itu dari Indonesia asalnya,” ujarnya.
Baca juga:Â WHO Segera Susun Pedoman Pemakaian Pil Covid-19
Senada, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito bahwa A.Y.4.2 bukanlah varian baru. Dia menyebutkan bahwa varian tersebut bagian dari varian Delta yang bermutasi.
“Sebenarnya AY bukan varian baru. Namun bagian dari varian delta yang mengalami perubahan atau mutasi tambahan. Jenis varian AY dari mutasi Delta ini cukup beragam yaitu dari AY 1 hingga AY 28,” katanya.