ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 18-24 November setiap tahunnya sebagai Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia atau (World Antimicrobial Awareness Week). Tujuan peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang bahaya resistensi antibiotik.
Merangkum dari laman Instagram Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Senin (22/11/2021), resistensi antibiotik terjadi karena bakteri yang terus berubah dan tidak lagi bisa merespon obat-obatan yang masuk. Akibatnya penyakit menjadi sulit untuk diobati, risiko penyebaran dan keparahan penyakit pun bisa meningkat bahkan sampai menyebabkan kematian.
Â
Resistansi antibiotik ini menyebabkan bakteri menjadi resisten. Artinya bakteri penyebab infeksi yang dulunya bisa dimatikan dengan antibiotik tertentu, kemudian tidak dapat lagi dimatikan dengan antibiotik tersebut dengan dosis sesuai aturan.
Kenapa bakteri menjadi resistan?
Ada beberapa penyebab utama bakteri berubah menjadi resistan terhadap obat, diantaranya:
1. Dipicu oleh penggunaan antibiotik yang salah.
2. Sering menggunakan antibiotik.
3. Konsumsi makanan yang mengandung residu antibiotik.
4. Tertular pasien infeksi bakteri resistan.
Baca juga: Kasus Resistensi Antimikroba Meningkat, Ini Penyebabnya
Oleh sebab itu masyarakat diimbau untuk menggunakan antibiotik dengan bijak dengan menerapkan 5T, di antaranya:
1. Tidak membeli antibiotik sendiri tanpa resep dokter.
2. Tidak menggunakan antibiotik untuk selain infeksi besar.
3. Tidak memberi antibiotik sisa kepada orang lain.
4. Tanyakan pada apoteker informasi obat antibiotik.
(DRM)