GUNUNG Semeru meletus pada Sabtu 4 Desember 2021 sekira pukul 15.00 WIB. Gunung berapi setinggi 3.676 MDPL yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, ini pun menyemburkan awan panas dan hujan abu vulkanis yang cukup tebal.
Akibat letusan Gunung Semeru, abu vulkanis membumbung setinggi ribuan meter dari atas puncak. Erupsi ini disertai guguran panas dan hujan abu vulkanis yang cukup tebal. Ini menyebabkan dua kecamatan di Kabupaten Lumajang menjadi gelap gulita. Padahal kala itu waktu masih menunjukkan pukul 16.00 WIB.
Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Lakukan 4 Langkah Penting Ini ketika Evakuasi DiriÂ
Masyarakat pun diimbau untuk menggunakan masker dan kacamata. Ini untuk meminimalisasi dampak buruk kesehatan akibat hujan abu vulkanis.
Abu vulkanis bisa menimbulkan iritasi paru-paru secara langsung. Dalam penelitian berjudul 'Respiratory Health Effects of Volcanic Ash with Special Reference to Iceland' yang dipublikasi di National Library of Medicine, gejala pernapasan akut bisa terjadi pada mereka yang menghirup abu vulkanik. Masalah pernapasan akut tersebut antara lain asma dan bronkitis.
Kemudian dijelaskan juga bahwa dampak buruk abu vulkanis yang terhirup adalah keparahan kondisi penyakit paru dan jantung yang sudah diderita sebelumnya.
Baca juga: Tepat Setahun Lalu, Semeru Ternyata Pernah Meletus!Â
Bahayanya lagi, seseorang yang terpapar abu vulkanis secara langsung meningkatkan risiko penyakit silikosis atau biasa dikenal dengan istilah miner's phthisis, grinder's asthma, atau potter's rot.
Ini merupakan bentuk penyakit paru yang ditandai dengan adanya inflamasi dan pembentukan jaringan parut dari lesi nodular pada lobus paru bagian atas. Risiko kematian pun bisa terjadi terhadap siapa pun yang menghirup abu vulkanis secara langsung.