VARIAN Omicron disebut lebih mudah menular, oleh karena itu beberapa negara memutuskan untuk menutup perbatasan dari wisatawan asing. Varian dengan kode B.1.1.529 itu memang menjadi varian yang mengalami mutasi paling banyak, yakni 26 mutasi protein.
Associate Professor Natasha Howard dari Saw swee Hock School of Public Health di National University of Singapore menyebut Omicron lebih mudah menular dibandingkan varian Delta. Meski begitu, Prof Howard mengatakan bahwa varian Omicron tidak memperlihatkan indikasi dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian.
Senada, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban mengatakan angka kematian akibat varian Omicron rendah. Untuk itu, masyarakat diminta untuk jangan panik meski tetap harus waspada.
Prof Beri, sapaan akrabnya, juga menjelaskan bahwa pada banyak kasus orang yang terpapar varian Omicron itu menunjukkan gejala ringan bahkan tanpa gejala. Angka rawat inap pun rendah.
"Varian ini memang dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Tetapi, kebanyakan kasusnya adalah ringan, bahkan tanpa gejala. Angka rawat inap dan kematian karena Omicron juga rendah," terang Prof Beri di cuitan Twitter pribadinya, @ProfesorZubairi, belum lama ini.
Di keterangannya itu dia pun berharap kepada masyarakat untuk tetap waspada sekalipun varian Omicron ini tak terlalu mengancam nyawa. "Meski begitu, tetap pakai masker Anda, waspada, namun jangan panik," sarannya kepada masyarakat.