JEFF Smith ditangkap dengan barang bukti Lysergic Acid Diethylamide (LSD) sebanyak 2 lembar. Dia sendiri mengaku membeli 50 lembar dan telah mengonsumsi sebanyak 48 lembar.
LSD sendiri merupakan narkoba sintetis yang terbuat dari sari jamur kering yang tumbuh di rumput gandum dan biji-bijian. Kandungan asam lysergic dari jamur ergot inilah yang kemudian diolah menjadi LSD.
Melansir National Institute on Drug Abuse, penggunaan LSD dapat menyebabkan halusinasi persepsi yang mengganggu secara klinis dan persisten, meskipun mereka belum diamati dalam penelitian klinis. Kekhawatiran terbesar adalah bahwa perilaku berbahaya dan tidak menentu akan dihasilkan karena mengonsumsi LSD.
LSD pun masuk dalam halusinogen yang merupakan kelompok obat-obatan yang dapat mengubah kesadaran, pikiran, dan perasaan seseorang. Halusinogen umumnya dibagi menjadi dua kategori yakni, halusinogen klasik (seperti LSD) dan obat disosiatif (seperti PCP).
Kedua jenis halusinogen ini dapat menyebabkan halusinasi atau sensasi tertentu hingga membuat gambar tampak nyata meskipun sebenarnya tidak. Tidak hanya itu, efek samping halusinogen klasik juga dapat mengganggu sistem komunikasi antara zat kimia otak dan sumsum tulang belakang. Sehingga akan memengaruhi kerja serotonin yang selama ini diketahui mengatur suasana hati, rasa lapar, suhu tubuh, perilaku seksual, hingga persepsi sensorik.
Perlu digaris bawahi bahwa pengaruh LSD ini tidak dapat diduga dan tergantung pada jumlah yang digunakan, suasana hati, dan kepribadian pemakainya serta lingkungan.
Kemudian ada juga istilah bad trips yang menimbulkan efek delusi (penilaian yang salah tentang diri sendiri atau lingkungan). Oleh karena itu, bila digunakan secara berlebihan atau sudah ketergantungan akan menyebabkan kebingungan, cemas, merasa tak berdaya, putus asa, skizofrenia (gangguan jiwa), meningkatkan risiko kegagalan pernapasan, hilangnya kendali diri, hingga melakukan kekerasan pada diri sendiri dan orang lain.