MESKIPUN tidak umum, setidaknya ada beberapa kasus terdokumentasi dari pasien yang memiliki dua jenis Covid-19 sekaligus. Para ilmuwan pun memperkirakan seseorang bisa terpapar varian Omicron dan Delta secara bersamaan.
Tapi, peneliti yang berbasis di Afrika Selatan menemukan bahwa mereka yang sebelumnya terpapar varian Delta, dapat tertular Omicron. Tapi, mereka yang mendapatkan strain Omicron tidak dapat terinfeksi Delta, terutama jika mereka telah divaksinasi.
"Mudah-mudahan, semua ini berarti Delta sedang dalam perjalanan keluar karena Omicron dapat menutup pintu pada infeksi ulang Delta, asalkan cukup banyak orang yang divaksinasi. Yang tidak divaksinasi kehilangan perlindungan ekstra Omicron dan tidak mendapatkan dorongan untuk Delta," kata Alex Sigal dari Lembaga Penelitian Kesehatan Afrika seperti dilansir dari laman Times of India.
"Kami memiliki pembaruan untuk penelitian kami yang menemukan peningkatan kekebalan Delta dengan infeksi #Omicron," tulisnya dalam tweet.
Namun untuk ditinjau sejawat, studi terbaru menggunakan sampel dari 23 orang yang terinfeksi strain Omicron pada bulan November dan Desember di Afrika Selatan. Para peneliti, yang dipimpin oleh Sigal, menyelidiki apakah menetralkan kekebalan yang ditimbulkan oleh infeksi Omicron juga akan menetralkan varian Delta dan peran vaksinasi sebelumnya.
Beberapa peserta tidak divaksinasi sementara yang lain adalah kasus terobosan yang divaksinasi dengan vaksin Pfizer atau Johnson dan Johnson. Pada peserta yang divaksinasi, netralisasi Omicron meningkat 13,7 kali lipat dari baseline. Ini dibandingkan dengan peningkatan 4,4 kali lipat pada individu yang tidak divaksinasi.
Selama periode yang sama, netralisasi virus Delta ditingkatkan 6,6 kali lipat pada peserta yang divaksinasi tetapi hanya 2,5 kali lipat pada peserta yang tidak divaksinasi.
"Selain itu, peserta yang divaksinasi mampu meningkatkan respons netralisasi yang lebih kuat terhadap Delta dibandingkan virus Omicron. Ini tidak terjadi pada individu yang tidak divaksinasi, beberapa di antaranya terus menunjukkan netralisasi Delta yang rendah," tulis para peneliti.
Menurut penelitian, netralisasi Omicron yang lebih tinggi pada individu yang divaksinasi dapat memungkinkan respons imun yang lebih efektif terhadap Omicron, sementara peningkatan netralisasi Delta harus mengarah pada infeksi ulang Delta yang lebih rendah.
“Mengingat data yang muncul menunjukkan Omicron kurang patogen daripada Delta, hasil seperti itu mungkin memiliki implikasi dalam hal penurunan penyakit parah Covid-19,” catat para peneliti.