KANKER rahim atau lebih dikenal kanker serviks merupakan satu-satunya jenis penyakit kanker yang bisa dicegah. Salah satu cara termudah yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan rutin melalui tes pap smear atau hrHPV.
Skrining tersebut bertujuan mengambil sel pra-kanker sehingga dapat diobati sebelum berubah menjadi kanker. Demikian seperti dikutip dari Healthline yang sudah ditinjau secara medis oleh dr Teresa Hagan Thomas PHD BA RN.
Baca juga: Diet Air Putih Turunkan Berat Badan, Seberapa Banyak Harus Minum Sehari?Â
Pap smear sendiri merupakan tes yang digunakan dokter untuk mendiagnosis kanker serviks. Dalam melakukan tes ini, dokter akan mengumpulkan sampel sel dari permukaan serviks pasien, kemudian sel-sel tersebut dikirim ke laboratorium untuk diuji perubahan pra-kanker atau kanker.
Jika ditemukan ada perubahan, dokter kemungkinan akan menyarankan pasien menjalani tindakan selanjutnya yakni kolposkopi, prosedur untuk memeriksa serviks. Selama tes ini, dokter bisa saja mengambil biopsy yang merupakan sampel sel serviks.
Baca juga: Daftar 6 Jenis Vaksin Booster di Indonesia Lengkap dengan Aturan DosisnyaÂ
Tes pemeriksaan pap smear untuk usia 21 hingga 29 tahun dilakukan setiap tiga tahun sekali. Sedangkan untuk yang sudah berusia 30 hingga 65 tahun disarankan tidak hanya melakukan pap smear setiap 3 tahun sekali tapi juga tes HPV risiko tinggi (hrHPV) setiap 5 tahun sekali atau bisa juga lakukan pap smear plus tes hrHPV setiap 5 tahun.
Selain rutin skrining, cara pencegahan lainnya seperti yang direkomendasikan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat yakni dengan divaksin HPV (human papillomavirus) sedini mungkin. Vaksin HPV memberikan perlindungan terhadap jenis HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks, vagina, dan vulva.