ISTILAH Ghosting dan gaslighting memang sudah sangat lazim didengungkan oleh banyak orang. Istilah ini diberikan ketika ada janji-janji manis yang diberikan dan gombalan tapi berujung pelarian dan ketidakpastian. Tapi, pernahkah Anda mendengar istilah breadcrumbing?
Kelly Campbell, Ph.D., Profesor Psikologi di California State University, San Bernardino mengatakan kepada Byrdies bahwa breadcrumbing mengarahkan seseorang secara romantis dan bahkan tidak pernah berniat untuk terlibat secara romantis.
Singkatnya, breadcrumbing adalah kondisi mempermainkan atau memanipulasi sisi emosial seseorang dengan memberikan harapan-harapan palsu tanpa kepastian yang jelas dalam suatu hubungan. Hal ini sengaja dilakukan untuk membuat seseorang memiliki rasa ketergantungan.
Pelaku breadcrumbing ini biasanya tidak akan segan-segan untuk menghantui kita melalui pesan singkat pada aplikasi apapun yang terhubung dengan Anda. Tidak hanya itu, pelaku breadcrumbing ini juga biasanya akan sangat rajin memberikan respon atau me-reply Instagram Stories, memberi like dan komentar pada setiap postingan.
Meski sepintas mungkin terlihat menyenangkan, Anda jangan sampai tertipu. Sebab hal-hal yang ia lakukan semata-mata hanyalah untuk menggoda dan menarik perhatian kita. Pelaku breadcrumbing biasanya selalu menggoda targetnya hanya melalui sosial media dan menolak untuk bertemu di kehidupan nyata.
Breadcrumbing ini tentu sangat melelahkan, membingungkan, dan membuang-buang waktu Anda. Alasan yang mendasari seseorang melakukan breadcrumbing ini biasanya ialah karena seseorang tersebut memiliki perasaan suka atau ketertarikan terhadap kita, tetapi tidak mau terikat dalam suatu komitmen.
Alasan lain terjadinya breadcrumbing ini juga disebabkan seseorang merasa kesepian, akan tetapi mereka takut dan tidak siap untuk menghadapi kehilangan atau mengucapkan selamat tinggal dalam suatu hubungan. Breadcrumbing kemudian dijadikan sebagai salah satu alat pemenuh kebutuhan sosial seseorang.