SEMAKIN ke sini, tren fashion kaum urban semakin tidak mau ribet dengan hidupnya, termasuk urusan pernikahan. Ya, intimate party dengan tampilan non-maxy jadi pilihan generasi muda sekarang.
Pemikiran anyar berangkat dari tren tersebut coba di-capture Yos Christian Addyputra selaku Founder Garuda Kencana Batik. Berkolaborasi dengan desainer muda Henri Winata, ide segar pun muncul dengan memberikan pilihan menarik pada tampilan pengantin pria anti-mainstream.
Ya, jika biasanya pengantin pria ikut mengenakan pakaian adat atau sebatas mengandalkan jas formal, Yos coba menawarkan tampilan baru dengan Batik Changshan Jacket, Batik Mandarin Collar, dan Batik Kerah Koko.
"Selama ini banyak orang memakai pakaian adat masing masing untuk acara pernikahan. Kami berpikir kenapa tidak pakai kain batik saja yang merupakan kain budaya asli Indonesia," kata Yos dalam keterangan resmi yang diterima MNC Portal, Selasa (22/3/2022).
BACA JUGA :Â Batik Tertua asal Yogyakarta Unjuk Gigi di Dubai
Batik Changshan Jacket sendiri hadir dengan motif batik naga dan mega mendung dengan pilihan warna porcelain, yang cocok dikenakan saat acara sangjit dalam budaya Tionghoa.
Lalu, untuk Batik Mandarin Collar hadir dalam motif burung phoenix berwarna merah yang cocok dikenakan untuk prosesi pernikahan budaya Tionghoa sebagai pilihan yang lebih simpel namun tetap elegan.
BACA JUGA :Â Cantiknya Baju Batik Cheongsam, Simbol Toleransi di Perayaan Imlek
Terakhir Batik Kerah Koko hadir dengan potongan kerah koko, didesain dengan motif batik yang lebih klasik sebagai persembahan untuk budaya tradisional Indonesia.
"Kami ingin membuktikan bahwa batik tidak hanya bisa dibuat menjadi kemeja dengan kerah biasa tapi juga bisa dijadikan Changshan Jacket, Mandarin Collar, serta kemeja dengan kerah koko yang mana tidak hanya bisa dipakai untuk bekerja, tapi juga momen pernikahan," tambah Henri yang merupakan fashion desainer muda dan Master Tailor dari Henri Winata Bespoke Menswear.
Yos dan Henri sadar bahwa dalam momen pesta pernikahan, batik lebih umum dikenakan oleh keluarga dan kerabat pemangku hajat maupun tamu undangan. Untuk itu, pilihan batik tulis serta potongan gaya yang berbeda sangat diperlukan untuk membedakan mempelai pria dengan tamu yang hadir.
"Kami di sini memikirkan jika baju pengantin sama seperti tamu, menjadi kurang oke apalagi pengantin adalah pusat perhatian di acara itu. Jadi kami hadirkan solusi baju batik mempelai pria akan lebih stand out dan tidak sama dengan tamu di acara," ungkap Yos, pengusaha batik berusia 28 tahun.