MEMBERSIHKAN racun dalam tubuh atau yang juga dikenal dengan istilah detoks, memang harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Beberapa orang pun menggunakan detoks sebagai cara untuk menurunkan berat badan.
Beberapa jenis detoks yang sering diaplikasikan meliputi menggunakan bumbu dan rempah-rempah, air minum atau cairan lainnya, membatasi kalori, menggunakan sauna, menggunakan suplemen makanan tertentu, hanya makan makanan tertentu dan mengurangi paparan terhadap hal-hal tertentu di lingkungan.
Sementara banyak ahli menyarankan agar tidak melakukan detoks yang hanya meminum jus atau pencahar, yang lain justru menyarankan untuk menggunakan metode makan yang merangsang autophagy.
"Autophagy dirangsang oleh puasa," kata Gin Stephens, penulis "Delay, Donโt Deny: Living an Intermittent Fasting Lifestyle" seperti dilansir dari Antara.
Banyak detoks yang dirancang melalui puasa intermiten, yang berfokus pada pembatasan kalori dan suplemen nutrisi. Tidak seperti bentuk detoks lainnya, bukti menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat menghasilkan beberapa manfaat, termasuk penurunan berat badan.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa pendekatan diet ini dapat membantu melatih tubuh untuk menggunakan keton dari lemak untuk energi, bukan glukosa. Perubahan ini dapat memicu kehilangan lemak.
Bukti lain, seperti ulasan tahun 2017 tentang pendekatan diet yang berbeda, menunjukkan bahwa penurunan berat badan awal dimungkinkan, tetapi manfaat jangka panjangnya tidak. Hal ini sangat memungkinkan Anda untuk mendapatkan kembali berat badan yang semula. Sebab, saat berada di luar jam batasan kalori detoks, Anda sangat mungkin memakan makanan sepuasnya.
Metode ini mungkin tidak selalu berhasil bagi semua orang. Anda harus berkonsultasi dengan dokter tentang tujuan pengelolaan berat badan dan menentukan apakah puasa intermiten dapat membantu my mencapainya. Diet detoks tak jamin sehat