Metode baru yang kemudian disebut pemrograman ulang transien fase pematangan itu bekerja 13 hari atau lebih cepat dibandingkan eksperimen tim Yamanaka yang membutuhkan waktu 50 hari.
Berbagai ukuran termasuk jam epigenetik atau label kimia yang menunjukkan usia sel dan transkriptom (pembacaan gen yang dihasilkan oleh sel), digunakan untuk mengkonfirmasi sel-sel kulit dalam usia biologis telah lebih muda tiga dekade. "Kami telah membuktikan sel dapat diremajakan tanpa kehilangan fungsinya dan peremajaan terlihat mengembalikan beberapa fungsi ke sel tua," kata Gill.
Sampai saat ini, para ilmuwan belum sepenuhnya memahami bagaimana mekanisme di balik pemrograman ini. Di bidang kesehatan, ada sejumlah besar masalah terkait usia yang harus diatasi seiring bertambahnya usia mulai dari penyakit jantung hingga Alzheimer. Penelitian yang dikembangkan saat ini diharapkan nantinya dapat berguna dalam menemukan cara untuk mengatasi perkembangan masalah ini.
“Pada akhirnya, kami mungkin dapat mengidentifikasi gen yang meremajakan tanpa memprogram ulang, dan secara khusus menargetkan gen tersebut untuk mengurangi efek penuaan,” kata ahli biologi molekuler Wolf Reik dari Babraham Institute.
Follow Berita Okezone di Google News
(mrt)