PENYAKIT cacar monyet terus mengalami peningkatan di seluruh dunia. Data terbaru mengatakan, total cacar monyet di dunia hampir 200 kasus, dilaporkan lebih dari 20 negara.
Pasalnya, penyakit yang dahulu hanya terjadi di Benua Afrika, kini menjangkit banyak negara-negara di Eropa. Tidak heran jika penyakit cacar monyet ini mendapat sorotan utama Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Sejauh ini WHO mendefinisikan cacar monyet sebagai penyakit yang dapat dikendalikan penyebaran kasusnya. Namun, melihat fenomena saat ini WHO pun khawatir cacar monyet akan membahayakan keselamatan masyarakat global.
Dokter Sylvie Briand, direktur penyakit pandemi dan epidemi WHO, bahkan menjelaskan bahwa jumlah kasus cacar monyet mungkin meningkat dalam beberapa hari mendatang dan peristiwa itu tidak biasa.
Dalam diskusi WHO yang dilakukan belum lama ini, diketahui bahwa salah satu penyebab penyebaran virus cacar monyet begitu cepat terjadi di masyarakat karena perilaku manusianya itu sendiri, bukan karakter virusnya yang semakin ganas. Meski begitu, WHO masih menginvestigasi hal ini.
"Ada banyak ketidakpastian tentang masa depan dan penyakit ini khususnya, karena kita semua tidak tahu apakah penularan cacar monyet akan berhenti atau tidak," kata dr Briand, dikutip dari Fox News, Sabtu (28/5/2022).
Kekhawatiran WHO pun menyoal apakah ada upaya potensial untuk membatasi penyebaran di masyarakat dan juga sudah sejauh mana sebetulnya virus menyebar di seluruh dunia. Saat ini, tambah Briand, WHO tidak tahu apakah dunia hanya melihat puncak gunung es atau bukan, dan sulit untuk menilai risiko di masyarakat.
Secara teori, virus cacar monyet menyebar melalui sentuhan atau gigitan hewan liar yang terinfeksi. Ini mengacu pada kasus di Afrika bagian barat dan tengah yang memang banyak ditemukan kasusnya.