CUACA tak menentu memang mendatangkan banyak penyakit, seperti demam berdarah dan disentri. Tapi selain manusia, tanaman juga terdampak dari cuaca yang berubah-ubah ini, salah satunya adalah tanaman cabai.
Nah, ketika tanaman cabai banyak yang rusak, sudah tentu akan berdampak pada harga pangan di Indonesia. Tidak heran jika kemudian harga cabai rawit merah mengalami kenaikan tajam.
Mengutip Info Pangan Jakarta, pada 9 Juni harga cabai rawit merah tembus Rp120 ribu per kilogram (kg). Harga ini berlaku di Pasar Kalibaru dan Pasar Mayestik. Sementara di pasar lain tak jauh berbeda. Seperti Pasar Glodok, Pasar Pramuka, Pasar Kramat Jati, serta Pasar Pulo Gadung, dibanderol Rp100 ribu per kg.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, kenaikan harga cabai ini disebabkan oleh curah hujan yang masih tinggi di beberapa daerah.
Hal ini tentunya merupakan kabar buruk bagi para pencinta kuliner, khususnya mereka yang tidak bisa lepas dari makanan bercita rasa pedas. Kendati demikian, ada sejumlah cara untuk menyiasati kenaikan harga tersebut.
"Kalau memang dirasa harga cabai di daerah tertentu sudah sangat tinggi, dan terpaksa mencari alternatif lain sambil menunggu harga kembali stabil, masyarakat Indonesia bisa membuat masakan yang menggunakan merica walaupun rasa pedas merica berbeda dengan rasa pedas cabai," tutur Chef Degan Septoadji.