Senada, University of Chicago's Energy Policy Institute (EPIC) mengungkap faktanya lebih dari 97 persen populasi global tinggal di daerah di mana polusi udara melebihi tingkat yang direkomendasikan. Contohnya para penduduk di Asia Selatan, yang diestimasikan kehilangan 5 tahun masa hidup akibat kebut asap dan mencatat India menyumbang sekitar 44 persen dari peningkatan polusi udara di dunia sejak 2013.
Dari yang data satelit yang digunakan untuk mengukur, level tingkat PM2,5 adalah tingkat partikel mengambang berbahaya yang merusak paru-paru. WHO menyebut, jika level PM2,5 bisa berkurang menjadi lima mikrogram per meter kubik seperti yang direkomendasikan. Angka harapan hidup manusia rata-rata akan meningkat rata-rata sampai 2,2 tahun.
Sayangnya, dari survei data polusi yang diterbitkan awal tahun ini menyebutkan pada tahun 2021 tidak ada satu negara pun di dunia ini yang bisa sukses memenuhi standar 5 mikrogram WHO tersebut.
Studi di atas juga meng-highlight betapa masalah polusi udara ini adalah masalah kesehatan masyarakat yang masih kurang dipedulikan. Salah satu contohnya, melihat kalau dana untuk mengatasi masalah ini masih belum memadai.
Follow Berita Okezone di Google News
(mrt)