BANYAK orangtua mengungkap sulitnya meningkatkan mood atau suasana hati anak dalam belajar. Sebab di usia anak-anak yang masih sangat belia, mereka cenderung lebih cepat bosan.
Menerapkan konsep seperti pesawat terbang dalam keadaan darurat mendidik anak perlu dicoba oleh para orangtua. Situasi darurat layaknya akan ada alat bantu oksigen, dalam hal ini anak perlu diselamatkan.
Baca juga: Dokter Ungkap Perburukan Gejala Hepatitis Akut Berat Bisa Terjadi Lebih Cepat, Ini PenyebabnyaÂ
Guncangan yang timbul di dalam pesawat saat darurat ibarat situasi pandemi covid-19. Sehingga, kesehatan anak perlu diutamakan. Namun bukan hanya jasmani, kesehatan rohani dan sosialnya juga wajib diperhatikan.
"Paling penting pakai filosofi pesawat terbang kalau ada keadaan darurat. Udara kurang oksigen pakai alat turun. Disarankan orangtua membantu dulu. Setelah itu bisa membantu anak, sama juga dalam keadaan seperti guncangan karena harus jaga kesehatan anak dulu bukan hanya fisik saja tapi juga sehat mental dan sosial," tutur Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto saat ditemui di Jakarta, Jumat 17 Juni 2022.
Baca juga: Kabar Baik! FDA Izinkan Penggunaan Vaksin Moderna dan Pfizer untuk Bayi 6 BulanÂ
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa memahami potensi anak harus dipahami oleh para orangtua. Menurut Kak Seto, setiap anak memiliki potensi masing-masing, sehingga tidak bisa dipaksakan.