DIBUKANYA kembali akses ibadah haji di Tanah Suci menimbulkan risiko kenaikan kasus Covid-19, khususnya varian BA.4 dan BA.5. Terlebih, ada kekhawatiran jamaah dari berbagai negara ada yang tidak ketat protokol kesehatan dan ini membahayakan jamaah lain.
Terlebih jika jamaah tersebut berasal dari negara dengan kasus BA.4 dan BA.5 tinggi. Kelengahan jamaah haji dalam memakai masker misalnya, itu akan memberi dampak nyata bagi jamaah lain.
Â
Risiko ini coba di-capture DR.dr. M. Athoillah Isfandiari, M.Kes, Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga, bahwa ketidakpatuhan jamaah haji dari berbagai negara akan memicu potensi jamaah haji Indonesia kembali ke Tanah Air bawa oleh-oleh BA.4 dan BA.5.
"Sebanyak 4 juta orang berkumpul di satu tempat yang sama, mungkin banyak yang tidak pakai masker, ini memicu risiko penyebaran BA.4 dan BA.5. Alhasil, jamaah haji Indonesia bisa saja membawa oleh-oleh BA.4 dan BA.5 setelah menjalankan ibadah haji," katanya di Webinar PB IDI, kemarin.
 BACA JUGA:Dokter Paru Prediksi Kasus Varian BA.4 dan BA.5 Bisa Tembus Hingga 20 Ribu
Adanya risiko ini menurut dr Athoillah, bisa ditekan potensinya oleh pemerintah Indonesia, khususnya petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di pintu kedatangan jamaah haji. Ada 2 rekomendasi yang ditawarkan PB IDI untuk menekan risiko tersebut.